Oleh : Ustadz Azirwan Mustaqim, ST
Ada 3
hadits yang sangat populer tentang keutamaan bulan Ramadhan, hadits-hadits ini
biasanya banyak disampaikan oleh para penceramah di bulan Ramadhan.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang
puasa Ramadhan, siapa yang mendirikan malam-malam Ramadhan dengan Qiyamul
lail, karena iman dan semata mengharap
ridho Alloh, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan
Muslim)
“Barangsiapa melakukan qiyam
Ramadhan karena
iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni
dosa-dosa yang telah dikerjakannyai” (HR.
Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi
dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya)
maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya (HR. Bukhari)
Kenapa semua ujungnya janji atas ampunan Allah? Karena kita manusia
ini, memanglah banyak dosa kita, dan Allah itu sayang kepada kita hamba2Nya,
Allah berikan ampunan untuk kita.
Ada sebuah kisah tentang betapa hebat dan cepatnya ampunan Allah bagi
orang2 yang bertaubat.
Kisah ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Qudamah dalam
kitabnya Attawwabin. Imam Ibnu Qudamah adalah seorang ulama besar pada masanya,
beliau pernah berguru langsung kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau
lahir tahun 541 H di Palestina dan wafat tahun 620 H di Damaskus Suriah. Kisah
ini ada dalam kitab beliau berjudul Attawwabin (orang-orang yang bertaubat).
Bagaimana kisahnya?
Pada zaman nabi Musa alaihissalam, pernah
terjadi kemarau panjang, panas terik berkepanjangan, tanah jadi kering dan
tandus, , tanaman tak sanggup hidup, binatang banyak yang mati, manusiapun
seperti tak sanggup lagi menghadapi kemarau itu.
Maka datanglah beberapa
utusan pemuka2 bani israil kepada Nabi Musa, “wahai Musa, berdo’alah kepada
Tuhan-Mu agar diturunkan hujan kepada kami”. “baiklah, besok kalian kumpulkan
semua orang, laki-laki dan perempuan, anak-anak bahkan hewan2 ternak berkumpul
di lapangan untuk berdo’a supaya diturunkan hujan.
Esoknya mereka berkumpul di
lapangan dengan jumlah sekitar 70 ribu orang. Kemudian Nabi Musa berdo’a:
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا
“Ya Allah tolonglah kami, Turunkanlah
kepada kami air hujan-Mu, curahkanlah rahmat-Mu kepada kami dan kasihanilah
kami berkat anak-anak yang masih menyusu, hewan-hewan ternak yang sedang
merumput, dan orang-orang tua yang sudah bungkuk”.
Namun langit bertambah
kering, dan matahari bertambah panas, tidak ada tanda-tanda akan hujan. Maka
Nabi Musa melanjutkan do’anya:
“Tuhanku jika kedudukanku di
sisiMu telah usang, maka aku memohon kepada-Mu dengan berkat kedudukan Nabi
yang ummi, Muhammad ﷺ yang akan Engkau utus di akhir
zaman”
Lalu Allah menyampaikan
wahyu kepada Musa “kedudukanmu di sisi Ku tidak usang, sesungguhnya di sisiKu
engkau mempunyai kedudukan. Akan tetapi di tengah-tengah kalian ada seorang
hamba yang telah melakukan maksiat kepadKu selama 40 tahun, semua jenis maksiat
sudah dilakukannya. Maka serulah olehmu semua orang agar dia keluar dari
barisan kalian, karena gara-gara dialah Aku tidak menurunkan hujan kepadamu”.
Musa berkata “Tuhanku, aku
adalah hamba yang lemah dan suaraku juga lemah, bagaimana seruanku bisa
menjangkau mereka sementara jumlah mereka 70 ribu orang lebih.
Allah mewahyukan kepada Musa
“Engkau hanya berseru, dan Akulah yang akan menyampaikannya”. Maka berserulah
Musa dengan berkata, “Wahai hamba pendurhaka yang telah bermaksiat kepada Allah
selama 40 tahun, keluarlah dari barisan kami, karena selama ada kamu disini
Allah tidak akan menurunkan hujan”
Maka hamba pendurhaka itu
menoleh ke kanan dan ke kiri, namun tidak melihat seorangpun keluar, akhirnya
taulah dia bahwa dirinyalah yang dimaksud. Lalu dia berkata dalam hati, “jika
aku keluar maka terbongkarlah kedokku, orang2 akan tahu kalau akulah pelaku
maksiat itu, tapi kalau aku tetap disini hujan tidak akan turun karena aku”
Maka galau lah dia, mau
tetap di tempat takut, mau keluar malu. Tentu orang2 akan menyebut dia seorang
yg pendosa yang menyebabkan doa Nabi tertolak. Lalu apa yg terjadi?
Meneteslah air matanya,
basah pipinya, pada saat itu dia menyesal dan berjanji, apa janjinya? “ya Allah
aku berjanji akan aku tinggalkan semua perbuatan maksiat itu, takkan pernah ku
ulangi lagi, air matanya megalir deras, dia tutupkan kepalanya dengan bajunya
supaya orang lain tak tahu, lalu dia menangis sejadi-jadinya.
Tak lama setelah itu langit
yang tadinya cerah berobah jadi mendung gelap, gumpalan2 awan hitam menutup
langit yang tadinya cerah, dan tak lama setelah itu hujan lebat turun. Maka
heranlah semua orang, terlebih lagi Nabi Musa as.
“ya Alla pelaku maksiat
belum kutemukan, do’a belum kuulangi, tapi hujan sudah turun”. Apa kata Allah,
“wahai Muasa, aku senang, hamba Ku yang melakukan dosa dan maksiat selama 40
tahun itu sudah menyesal dan berjanji akan meninggalkan semua perbuatan dosanya
dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Cukuplah bagi Ku taubatnya membuat Ku
tutunkan hujan”.
“Ya Allah dimana dia? Siapa
dia? Tunjukkan orangnya kepada ku, aku ingin berterima kasih kepadanya, aku
ingin merangkul dan menjabat tangannya”.
Apa kata Allah, “wahai Musa
cukup Aku saja yang tahu, engkau tak perlu tahu siapa dia”.
Begitulah Maha PengampunNya
Allah SWT, bukan sekedar Allah ampuni, tapi Allah tutup aibnya pelaku dosa itu.
Siapa dia? Ummat Nabi Musa, bani israil. Begitu banyak dosanya Allah ampuni.
Lalu siapa kita? Kita ummat Nabi Muhammad ﷺ
. memang apa kelebihan kita? Kita adalah ummat pilihan, Nabi kita adalah nabi
yg paling mulia, nabi terbaik, sayyidul anbiya wal mursalin. Dan sekarang kita sedang berada di bulan
terbaik, bulan paling mulia, sayyidussyuhur. Maka ampunan Allah tentu
lebih luar biasa lagi untuk kita. Maka Ramadhan ini adalah momentum yang sangat
luar biasa, kesempatan terbaik untuk bertaubat.
Yakinlah jama’ah, ketika
kita serius mohon ampun kepada Allah SWT, Allah akan ampuni dosa kita yg kecil
sampai dosa yang besar, dosa yang lama maupun yang baru, yang kita lakukan
terang-terangan maupun yg dilakukan sembunyi2, yang masih kita ingat maupun yg
sudah kita lupakan, semua itu akan Allah ampuni.
Allah
tidak berat mengampuni kita, tapi kitalah yang merasa berat minta ampun
kepadaNya. Allah tak mikir2 untuk mengampuni kita, tapi kitalah yang selalu
mikir2 mau bertaubat.
Allah
tidak tunda2 untuk mengampuni dosa kita, tapi kitalah yang selalu menunda-nunda
untuk bertaubat, tunggu pensiunlah baru taubat, bulan depan lah baru taubat,
tak jadi juga, besoklah taubat tak jadi2 juga. Akhirnya datang ajal, ketika
sakaratul maut baru mau taubat, tentu sudah terlambat.
Ajal
datang tidak menunggu kita taubat dulu. maka taubatlah sebelum ajal itu datang.
Kalau momen Ramadhan ini tak juga membuatmu taubat, harus menunggu kapan lagi
mau taubat? Kalau datangnya Ramadhan tak
juga membuatmu berhenti dari dosa dan maksiat, harus menunggu kapan lagi? Kalau
Ramadhan tak juga membuatmu jadi baik, maka harus bagaimana lagi caranya?
مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Siapa yang tidak baik di bulan ini, mustahil dia akan
baik di bulan lain.
Maka Jangan sia-siakan
kesempatan Ramadhan yang Allah berikan, kalau kita sungguh2 bertaubat kepada
Allah apa janji Allah?
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا
اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ
Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah
dengan tobat yang semurni-murninya
عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ
وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ
Mudah-mudahan
Tuhanmu menutupi dosa-dosamu dan
memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (at-Tahrim
8)
Maka Allah perintahkan kita:
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan sura (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi
yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (Al-imran 133)
Dalam hadits riwayat imam
Tirmizi dan Ibnu Majah Nabi ﷺ bersabda:
وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ
Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka, pada
setiap malam di bulan Ramadhan. (HR. Ibnu
Majah, Tirrmidzi)
Artinya,
Allah ampuni semua dosa2nya.
Andai
dari awal Ramadhan sampai hari yg ke 21 ini belum kita dapatkan ampunan Allah
itu, maka masih ada tersisa 9 hari 9 malam lagi, untuk kita mendapatkannya,
maksimalkanlah dengan beribadah sebanyak2nya. Mudah-mudahan kita dapat
kemuliaan malam Lailatul Qadar dan dapat pula ampunan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar