Senin, 17 Februari 2025

KHUTBAH JUM'AT : MENSYUKURI NIKMAT

Oleh : Ustadz Azirwan Mustaqim, ST

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumulloh…

Kenapa dalam setiap pembuka kata selalu dimulai dengan ucapan hamdalah, dan puji-puijian kepada Alloh?  Khutbah Jum’at tidak sah kalau tidak menyebut Alhamdulillah dan memuji Alloh, do’a tak akan sampai kalau tak diawali dengan pujian kepada Alloh. Karena memang disetiap detak jantung kita, disetiap detik hidup kita  ini tak pernah lepas dari nikmat Alloh SWT. Dan memuji Alloh adalah salah satu cara bersyukur kepadaNya.

Mengapa kita harus selalu bersyukur? Karena bersyukur kepada Alloh wajib hukumnya. Alloh berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku, dan Jangan kamu mengingkari nikmat Ku!!”

 

Tegas dan jelas Alloh perintahkan kita untuk bersyukur kepadaNya.

Lalu Diantara hal yang membuat kita pandai bersyukur kepada Allah yaitu dengan merenungkan bahwasanya nikmat Allah begitu banyak yang telah kita terima. Saking banyaknya, dalam Alqur’an Alloh sampai katakan:

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا

“Jika kamu hendak menghitung nikmat Alloh, maka kamu tidak akan pernah sanggup menghitungnya”

Bermacam-macam bentuk nikmat Alloh, ada nikmat zohir ada nikmat batin, kata Alloh:

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً

Dan Allah menyempurnakan nikmat kepada kalian, nikmat yang dzahir dan nikmat yang batin.” (QS. Luqman[31]: 20)

Nikmat zohir adalah nikmat yang nampak secara fisik. Badan yang sehat, harta yang banyak, makanan yang cukup, kekuasaan dan jabatan, orang tua yang masih ada, pasangan hidup, anak-anak yang sehat, rumah tempat bernaung, tinggal di negara yang aman dan damai.  Ini contoh nikmat yang zohir.

Ada pula nikmat yang sering kita lupakan. Karena nikmat itu terus kita terima, sehingga kita merasa  sudah jadi hal yang biasa dan kita abaikan.

Diantara nikmat-nikmat itu, kata Allah:

وَفِي أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ ﴿٢١﴾

Dan pada diri kalian tidakkah kalian melihat?” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 21)

 

Coba sesekali perhatikan bentuk tubuh kita yang sempurna, dengan sistem dan anggota tubuh yang lengkap.

Apa Bisa kita hitung sehari Berapa kali tangan terayun? berapa kali kaki melangkah? berapa kali kedipan mata, berapa kali detak jantung? Berapa banyak oksigen yang kita hirup? Berapa liter darah yang dicuci buah pinggang. Berapa kata yang diucap oleh lidah? Berapa yang didengar telinga? Dan berapa banyak yang dilihat oleh mata?

Begitu banyak nikmat yang ada pada diri kita saja sulit kita untuk menghitungnya, apalagi untuk menghitung semua nikmat Alloh lainnya.

 

Lalu ada pula nikmat batin, Nikmat yang tak terlihat secara fisik, tapi Nikmat ini lebih utama dari semua nikmat, inilah nikmat yang paling besar dan paling berharga diantara nikmat yang diberikan Alloh SWT. Yaitu nikmat Iman dan Islam.  

Alloh berfirman dalam Alqur’an:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu”

 

Nikmat terbesar yang diberikan Alloh kepada kita adalah agama yang sempurna yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad . Maka sebagai bentuk cinta dan syukur kita, kita bersholawat kepada Nabi “Allohumma Solli ala sayyidina Muhammad”.

Namun kenyataannya banyak diantara kita yang tidak sadar dan kurang mensyukuri nikmat ini. Padahal Nikmat iman inilah yang akan menyelamatkan kita dari penderitaan neraka jahannam yang kekal abadi menuju kenikmatan surga yang abadi pula.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka disediakan surga Firdaus menjadi tempat tinggalnya” (Al-Kahfi 107)

Kaum Muslimin jamaah jumat yg dimuliakan Alloh.....

Lalu bagaimana cara kita mensyukuri nikmat itu? Apakah cukup hanya dengan ucapan Alhamdulillah saja? Maka paling tidak ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bersyukur kepada Alloh:

1.       Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat itu dari Allah Ta’ala,

         Meyakini dalam hati bahwa tak ada di dunia ini yang bisa memberikan nikmat kecuali Alloh, apapun nikmat yang kita terima, itu datangnya dari Alloh.

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ

Kenikmatan apa saja yang kamu rasakan semuanya dari Allah” (QS. An-Nahl[16]: 53)

Sebesar apapun usaha kita, sekuat apapun keinginan kita, hanya dengan izin Alloh lah bisa kita raih dan dapatkan. Maka segala keberhasilan yang kita capai itu karena Alloh, harta yang kita punya itu dari Alloh, badan yang sehat itu pemberian Alloh. Pangkat dan jabatan itu atas izin Alloh. Kalau yang demikian itu sudah tertanam kuat dalam hati, maka ketika nikmat itu banyak kita tidak akan sombong, ketika sedikit kita tidak sedih dan ketika tidak ada kita tidak akan kecewa dan putus asa. Karena itulah ketentuan Alloh, dan Alloh maha tahu yang terbaik.  

2.       Mengungkapkan rasa syukur dengan memuji Allah

dengan mengucapkan Alhamdulillah, subhanalloh, Allohuakbar. Perbanyak menyebut nama Alloh, memuji Allah dan Mengagungkan asma Alloh.

 3.       Menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah

Ini adalah bentuk syukur yang paling tampak secara nyata. Selagi nikmat itu masih ada, maka pergunakanlah nikmat untuk kebaikan.

Diberi Alloh nikmat harta maka gunakan untuk infak sedekah, menolong orang lain, membantu fakir miskin dan anak yatim.

Mumpung masih berkuasa, masih punya pengaruh, maka pergunakan untuk menolong agama Alloh, bangun sekolah-sekolah agama, bantu pembangunan masjid, bantu guru-guru ngaji, guru MDA. Diberi Alloh Nikmat mata yang masih terang memandang, maka pergunakan untuk banyak membaca Alqur’an.

Selagi telinga masih jelas mendengar, maka pergunakanlah untuk mendengar wirid pengajian, mendengar ceramah, menambah ilmu agama. Mumpung kaki masih kuat dan badan masih sehat, pergunakan utk melangkah ke masjid melaksanakan sholat berjamaah. 

Maka salah satu tanda orang yang bersyukur itu adalah banyak beribadah kepada Alloh.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat sunat sampai kaki beliau bengkak. Ketika ditanya oleh ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha: “Ya Rasulullah, kenapa engkau shalat sampai demikian?” Maka Nabi menjawab:

أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا

“Bukankah aku semestinya menjadi hamba yang bersyukur”

Nabi saja yang sudah dijamin Alloh masuk surga, sedemikiannya beribadah kepada Alloh sebagai bentuk syukurnya. Lalu bagaimana dengan kita?

Maka kita tak mampu seperti Nabi, karena kita hanya manusia biasa. Maka paling tidak lakukanlah apa-apa yang wajib yang Alloh perintahkan dan tinggalkan apa-apa yang haram yang Alloh larang,  sebagai bentuk kecil rasa syukur kita kepadaNya. Kalau itu tak juga bisa kita lakukan, maka sungguh betapa hina dan rendahnya kita. Karena binatang saja masih tau berterima kasih dan patuh kepada tuannya. Meskipun yang diterimanya hanyalah sampah dan sisa-sisa. Tapi kita manusia diberikan nikmat terbaik oleh Alloh yang tak terhitung jumlahnya         

Kaum Muslimin Rahimakumulloh....

Semua orang di dunia ini pasti ingin bahagia hidupnya. Semua manusia pasti mendambakan kebahagiaan, tapi sayangnya kebanyakan manusia menyangka standar kebahagiaan itu hanyalah harta,  kekayaan, popularitas, kekuasaan dan jabatan.

Padahal tidak selamanya harta akan mendatangkan kebahagiaan, karena banyak juga orang kaya yang gelisah dan tak tenang hidupnya, bahkan tak bisa nyenyak tidurnya.

Tak selamanya popularitas mendatangkan kebahagiaan, karena banyak juga orang yang terkenal itu yang tak tenang hidupnya, tak bahagia rumah tangganya.

Begitu pula pangkat Jabatan, tak selamanya  menjamin mendatangkan kebahagiaan, karena banyak juga para pejabat yang tertangkap korupsi mencuri uang rakyat, itu tandanya jabatannya belum cukup membuatnya bahagia. 

 

Maka sebenarnya hakikat kebahagiaan itu adalah tenangnya hati dan lapangnya dada. Meskipun di dunia engkau tidak memiliki harta yang banyak, tidak memiliki kemewahan, terkadang dari pandangan orang engkau serba kekurangan, tapi dengan ketaqwaan, keimanan dan rasa syukur kepada Allah, maka Alloh berikan kebahagiaan, ketentraman dan ketenangan dalam hatimu.

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ

“Dialah yang menurunkan ketenangan di hati orang yang beriman”

Maka ketenangan dan kebahagiaan itu hanya akan didapat ketika orang itu pandai bersyukur kepada Alloh swt.

 Maka dihari yang agung dan mulia ini kita merenung sejenak, tanya diri kita. Apakah selama ini kita sudah bersyukur kepada Alloh? Apakah nikmat-nikmat yang kita terima selama ini digunakan untuk kebaikan atau keburukan? Apakah digunakan untuk ibadah atau berbuat dosa? Apakah nikmat membuat kita semakin dekat dengan Alloh atau malah semakin jauh?

Merenung sejenak, mengingat betapa banyaknya nikmat Alloh, dan berapa yang baru bisa kita syukuri? Karena Alloh ta’ala berfirman”

لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ

“Kelak pada hari itu kamu akan ditanya tentang semua nikmat yg pernah kamu terima”

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

 وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Link Download PDF : Mensyukuri Nikmat

Link Video YOUTUBE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN AWAL TAHUN BARU ISLAM 1447 H