Senin, 17 Februari 2025

KHUTBAH JUM'AT : AMAL TERBAIK DI BULAN SYA’BAN

Oleh: Ustadz Azirwan Mustaqim, ST

Kaum muslimin jamaah Jumat Rahimakumulloh…

Tak terasa hari ini kita sudah memasuki bulan Sya’ban, Alloh telah menyampaikan umur kita ke bulan ini, lalu apakah amal yang paling baik di bulan Sya’ban ini?, maka paling tidak ada 3:

1.  Memperbanyak puasa sunnah

Dalam hadits riwayat Imam An-Nasa'i sahabat Nabi Usamah bin Zaid Radiyallahuanhuma, menjumpai Rasulullah dan bertanya, Ya Rasululloh”

لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ

(aku tidak pernah melihat engkau berpuasa lebih banyak dalam satu bulan sebagaimana di bulan Sya’ban) “diantara 11 bulan selain Ramadhan, aku tak pernah melihat engkau berpuasa lebih banyak selain di bulan Sya’ban”.

 

“Apakah alasannya?” Maka Nabi menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

(itulah bulan yg banyak dilalaikan orang, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan)

Orang mengagungkan bulan Rajab karena bulan Rajab salah satu dari bulan haram, bulan mulia. Di dalamnya terdapat satu peristiwa besar yaitu isra’ mi’rajnya Nabi . Sedangkan Ramadhan, merupakan penghulu dari semua bulan. Bulan diturunkannya Al-qur’an, bulan penuh rahmat dan ampunan, bulan yang di dalamnya ada Lailatul Qodar

Tapi diantara 2 bulan mulia itu ada satu bulan yang banyak orang lalai dan menyepelekannya, maka Nabi mengisi bulan itu dengan penuh ibadah, sehingga bulan itupun menjadi mulia.

Alasan kedua mengapa Nabi banyak berpuasa di bulan Sya’ban yaitu:

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

(Pada bulan itu amal selama setahun diangkat kepada Rab semesta alam).

 

Catatan amal kita selama setahun itu dibawa oleh malaikat. Mulai dari Ramadhan tahun lalu sampai bulan Sya’ban ini, kata Nabi:

تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ

(Amal diangkat pada bulan Sya’ban)

فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

(Aku suka, aku senang ketika amalku diangkat, diperlihatkan kepada Alloh, Aku sedang puasa)

Maka amalan yang utama di bulan Sya’ban yang dicontohkan Nabi adalah memperbanyak puasa sunnah.

 2.       Mengganti Puasa yang tertinggal di masa lalu

Bagi yang tidak ada hutang puasanya, maka kerjakan puasa sunnat. Tapi bagi yang punya hutang puasa yang belum diganti sampai hari ini, apakah dulu tak puasa itu karena ada uzur sakit atau musafir, atau karena di masa lalu dulu lalai dengan perintah Alloh, sengaja meninggalkan puasa Ramadhan. Maka firman Allah:

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا  (siapa yang dulu sakit)

 أَوْ عَلَى سَفَرٍ      (atau musafir)

Belum diganti sampai hari ini, jangan sangka kau akan bebas !

فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ  (maka wajib menggantinya di hari yang lain)

Maka kalau yang sakit dan musafir saja diperintahkan wajib menggantinya, apalagi bagi orang-orang yang dulu dengan sadar dan sengaja tidak puasa Ramadhan, maka tak ada tawar menawar. Sepakat jumhur ulama semuanya wajib diganti. Akan menjadi hutang seumur hidup yang harus dilunasi.

Bagaimana kalau dia mati sebelum puasanya diganti? Apakah hutangnya akan lunas begitu saja? Maka kata Nabi:

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّه

 Siapa yg mati masih punya hutang puasa maka ahli warisnya wajib melaksanakan puasa untuknya

Bayangkan, sampai matipun hutang puasa itu tak bisa lunas begitu saja.

Dan ahli waris belum tentu bisa diharapkan. Iya kalau mereka mau, iya kalau mereka tahu berapa banyaknya, apa lagi kalau yang kita tinggalkan itu ahli waris yang tak beriman dan tak berilmu, maka kemalangan yang besar bagi orang yang mati membawa hutang kepada Alloh SWT.

Oleh karena itu di bulan Sya’ban inilah saat terbaik untuk kita mengqodho puasa-puasa yang tertinggal itu. Kita ingatkan pula istri, anak, orang tua, keluarga kita. Tanyakan apakah masih ada hutang puasanya?

Kalau masih ada maka ganti sekarang di bulan Sya’ban ini, Karena orang yang melaksanakan puasa dengan niat qodho di bulan Sya’ban, otomatis juga akan tetap mendapatkan pahala puasa sunnat bulan Sya’ban.

3. Dalam Bulan Sya’ban terdapat satu malam yang punya keutamaan khusus

Dalam bulan ini ada satu malam yang dipilihkan Alloh, dikhususkan oleh Alloh. Itulah dia malam Nisfu Sya’ban, malam pertengahan di bulan Sya’ban. Yaitu hari ke 14, malam ke 15. nanti lihat kalender di rumah, tandai tanggalnya.

Hadits Nabi disebutkan dalam Musnad Ahmad, al-Mu’jam al-Kabir karya Imam Ath-Thabrani dan Musnad al-Bazzar.

يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

“Allah SWT memperhatikan semua makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban”

Apakah Alloh tidak memperhatikan makhluknya di malam yang lain?

 وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ    Dia maha mendengar maha melihat”

Semua bumi yang basah semua bumi yang kering Alloh tahu, tidak ada satupun daun yang jatuh kecuali Alloh tahu. Lalu apa makna Alloh memperhatikan makhluknya di malam itu?

 فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ

(Alloh mengampuni seluruh makhlukNya)

Tidak ada amalan khusus yang disebutkan Nabi malam itu. Maka pas tanggal 14 nanti setelah sholat isya tidur cepat agar bisa bangun sekitar jam 2. Kerjakan sholat-sholat sunat. Mulai sholat sunnat wudhu’, kemudian sholat sunnat taubat, setelah itu sholat sunat hajat. Apapun hajat-hajat kita yang baik sampaikan kepada Allah. Kemudian sholat tahajjud 8 raka’at, witir 3 Raka’at, setelah itu baca Yasin, berzikir, bersholawat, istighfar. Mohon ampun kepada Alloh atas salah silaf dan dosa di masa lalu. Karena Alloh bukakan pintu ampunan bagi hamba-hamba-Nya pada malam itu.

Tapi ternyata tidak semua orang mendapatkan ampunan, karena di akhir hadits nabi katakan:

إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ 

Ada 2 orang yang tidak mendapat ampunan di malam nisfu sya’ban, yaitu Musyrik, orang yang mempersekutukan Alloh. Yang masih meminta kepada setan, yang masih berkawan dengan jin, yang masih minta tolong pada dukun. Yang masih percaya jimat-jimat, maka buanglah itu semua, bersihkan akidah. Karena Alloh tidak memberikan ampunan kepada orang-orang yang mempersekutukan-Nya.

Satu lagi yang tidak diampunkan Alloh adalah مُشَاحِنٍ orang yang bermusuhan, yang belum berdamai dengan saudaranya, belum berdamai dengan tetangga, kawan kerabat dan keluarga.

Maka mintakan ampun kepada Alloh, bertaubat kepada Alloh atas semua dosa-dosa. Tapi yang terkait dengan sesama manusia tak bisa selesai hanya dengan istighfar tapi harus dengan minta maaf.

Maka amal selanjutnya di bulan ini yaitu:

 4.       MemPerbaiki Hubungan dengan sesama manusia

Sambung lagi silaturahim yang selama ini terputus. Karena Nabi Bersabda:

لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ

“Rahmat Allah tidak akan turun kepada kaum yang memutus silaturahim”. (HR. Muslim)

Tak bermakna rukuk dan sujud kita itu, kalau kita tak baik dengan tetangga. Tak ada artinya puasa yang banyak, kalau dengan kawan putus hubungan.

Tak ada artinya haji dan umroh berkali-kali kalau sesama saudara tak bertegur sapa.

Maka di momen bulan Sya’ban ini, di hari yang mulia hari Jum’at ini kita merenung sejenak, ingat lagi orang-orang yang pernah tersakiti oleh kita, yang pernah terluka hatinya karena lidah kita, yang pernah terzolimi oleh tangan kita, yang pernah susah hidupnya gara-gara perbuatan kita.

Maka jumpai dia  dan mintakan maafnya.

Rendahkan hati untuk meminta maaf, kesampingkan dulu ego yang merasa diri selalu benar, “Bukan aku yang salah tapi dia yang salah”.

Singkirkan dulu itu semua, yang terpenting perbaiki hubungan dengan sesama manusia.

Terhadap orang-orang yang punya salah kepada kita. Lapangkan dada utk memberinya maaf, sebelum dia minta maaf lebih dulu kita maafkan.

Berat memang, tapi harus kita paksakan hati ini, harus kita latih untuk bisa ikhlas, baik meminta maaf, maupun memberi maaf kepada orang lain.

Mudah-mudahan Allah panjangkan umur kita, bisa berjumpa dengan malam nisfu Sya’ban, dan kita termasuk orang yang akan mendapatkan ampunan Allah dimalam itu.

Dan selalu pula kita berdo’a kepada Allah agar biasa berjumpa dengan bulan Suci Ramadhan tahun ini`. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN AWAL TAHUN BARU ISLAM 1447 H