Sabtu, 17 Mei 2025

3 ALASAN KENAPA HARUS BERQURBAN

 


Oleh : Azirwan Mustaqim

Kaum muslimin jamaah jum’at yg dimuliakan Allah...

Hari ini kita sampai pada hari bertemunya dua kemuliaan, kemuliaan hari Jum’at sebagai sayyidul ayyam, dan kemuliaan bulan Zulqaidah, salah satu dari 4 bulan Harom.

 مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ diantara bulan2 itu ada 4 bulan mulia.

ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ   3 bulan berurutan Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Dan Satu lagi terpisah yaitu bulan Rajab.

dan hari ini kita telah memasuki hari yg ke 18 dari bulan Dzulqaidah yg mulia itu. Allah swt masih beri kita nikmat hidup, badan yg sehat, dan Istiqomah dalam iman dan Islam. Untuk itu kita bersyukur dengan ucapan الحمد لله رب العلمين

dan bersholawat kepada Baginda Nabi Allohumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad...

Jamaah jum’at Rohimakumulloh...

Lebih kurang 3 pekan lagi kita akan merayakan salah satu hari besar Islam, yakni Hari Raya Idul Adha atau juga kita sebut Hari Raya Qurban. Karena pada hari itu disyari’atkannya ibadah qurban. Bagi jamaah yang sudah mendaftar ikut qurban tahun ini Alhamdulillah, bagi yang belum ada niat, atau yang masih ragu dan bimbang, maka Pada kesempatan yg singkat ini khatib akan sampaikan beberapa alasan kenapa kita mesti berqurban, mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi bagi kita.

Alasan Yang Pertama, kenapa kita mesti berqurban adalah : Karena qurban Merupakan Bukti Syukur Kepada Alloh swt.

Dalam Surat yg paling pendek dalam Alqur’an Alloh Berfirman:   

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

“Sungguh Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.”   Berapa banyaknya?

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا

“Jika kamu hendak menghitung banyaknya nikmat Alloh itu, maka kamu pasti tidak akan pernah sanggup menghitungnya”

 

dalam Ayat lain Alloh jelaskan lagi:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ

Kenikmatan apa saja yang kamu rasakan, semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. An-Nahl[16]: 53)

Allah beri kita Rezki yang lancar, harta yang banyak, badan yang sehat, anak, istri, keluarga yang bahagia, tempat tinggal yang nyaman, hati yang tenang, segala urusan yang Allah mudahkan, iman yang masih istiqomah dalam islam. Itu semua nikmat2 Allah yang wajib kita syukuri.

Bagaimana cara kita mensyukurinya? lanjutan ayat yg pertama tadi:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah

 

Sholat dan berqurban cara untuk bersyukur kepada Allah, Sholat sebagai perwakilan dari amal badan, dan berqurban perwakilan dari amal harta.

Maka disini perlu kita pahami, bahwa qurban itu bukan hanya sekali seumur hidup, atau bukan hanya 1 ekor sapi seumur hidup, tapi selama nikmat2 Allah itu kita terima dan selama kita mampu, maka teruslah berqurban setiap tahunnya. Jangan kita bandingkan qurban kita dg tetangga yg baru hanya sekali dia berqurban, atau kita bandingkan dg kawan yg justru belum pernah sama sekali. Tapi lihatlah bagaimana Nabi junjungan kita yg mulia dalam berqurban, berapa qurban beliau? Ketika haji wada’ thn ke 10 H, beliau berqurban 100 ekor unta sendiri tanpa berkongsi.

Beliau adalah manusia yang paling pandai bersyukur kepada Allah, dengan qurbannya, dan dengan sholatnya. Bagaimana sholatnya? Beliau sholat malam sampai kakinya bengkak, ketika ditanya oleh Aisyah, beliau jawab:

أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا

“bukankah aku semestinya menjadi hamba yang bersyukur” 

Tentunya kita takkan bisa seperti Nabi, maka paling tidak, jangan pernah merasa sudah paling hebat qurban kita karena setiap tahun kita ikut, atau sudah beberapa kali ikut, lalu tak mau lagi karena merasa sudah cukup. Kecuali kalau memang tidak mampu itu lain cerita.

 

Selanjutnya Alasan Yang Kedua kenapa mesti berqurban:

Qurban Merupakan Bukti iman dan Cinta kepada Allah.

Lewat ibadah Qurban kita menunjukkan bahwa kita patuh dan taat dalam melaksanakan perintah Allah, itulah bukti iman, Sebagaimana yg dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as.

Demi menjalankan perintah Alloh Nabi Ibrahim sanggup memberikan harta yg paling ia cintai, sanggup mengorbankan apa yg paling ia sayangi, ia rela menyembelih anak kandungnya ismail as.

Padahal sudah begitu lama anak itu dinantikan kehadirannya. Siang malam berdo’a kepada Allah swt:

الصَّالِحِينَ مِنَ لِي هَبْ رَبِّ

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh”.

Namun ketika anak itu datang, selagi eratnya berkasih sayang. Nabi Ibrahim diuji oleh Alloh: sanggupkah dia mengalahkan rasa cintanya kepada anak demi cintanya kepada Alloh? Sanggupkah ia mengorbankan apa yg paling ia cintai demi ketaatannya kepada Alloh?

Karena Alloh berfirman :

لَن تَنَلُ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُو مِمَّا تُحِبُّونَ

Kamu tidak akan mendapat kebaikan sampai kamu bisa berikan apa yang paling kau cintai

Dan Nabi ibrahim lulus dengan ujian itu. Maka Begitu pula dengan kita hari ini. Apakah kita juga lulus dengan ujian Alloh ini atau tidak?

Apakah kita bisa mengalahkan kecintaan kita kepada harta dengan Cinta kita kepada Alloh? Apakah kita bisa melawan nafsu cinta dunia demi patuh pada perintah Alloh? Demi cinta kita kepada Allah.

 

Selanjutnya yg ketiga: Alasan kenapa kita mesti berqurban, Karena Qurban balasan pahalanya sangat besar dari Alloh swt.

Berapa besarnya pahala berqurban? Dalam Hadits riwayat  Ibnu Majah Nabi bersabda  حَسَنَةٌ   بِكُلِّ شَعَرَةٍ

“Pada setiap bulu   hewan qurban terdapat satu pahala.”

Dari Hadits ini Nabi ingin menyampaikan bahwa saking banyaknya pahala bagi orang yang berqurban itu tak terhitung jumlahnya. Seperti tak terhitungnya jumlah bulu hewan qurban. Dan dalam hadits yg lain masih riwayat Ibnu Majah: Nabi saw bersabda:

وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا

sesungguhnya pada hari kiamat hewan qurban itu akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya.

Maknanya apa? Sedangkan kuku, bulu, tanduk nya saja, yg biasanya hanya menjadi sampah, itu akan datang pada hari kiamat menjadi saksi dan memberikan pertolongan bagi orang2 yg berqurban, apalagi dagingnya, tulangnya, hatinya. Tak akan ada yg menjadi sia-sia dari hewan yg diqurbankan itu. Semua dicatat sbg pahala.

Dan ketika hewan qurban itu disembelih, sebelum darahnya menetes ke tanah, maka ridho Alloh sudah terlebih dulu sampai untuk orang yg berqurban. Ampunan Alloh atas dosa2nya telah lebih dulu sampai utk orang2 yg berqurban itu.

 

Jamaah Jum’at Rohimakumulloh...

Yang masih ragu dan bimbang, Hilangkanlah keraguan di hatimu, buang jauh2 pikiran yg menganggap bahwa harta akan berkurang kalau berqurban. Karena Allah subhanahu wa ta’ala berjanji  dalam Alqur’an Surat Saba’ ayat 39:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ 

dan setiap harta yang kamu infakkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.”  (QS. Saba’: 39)

dan Dalam hadits Riwayat  imam Muslim, Nabi juga bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ  

Sedekah tidaklah akan mengurangi harta.

inilah jaminan dari Alloh dan RosulNya, bagi orang2 yang bersedekah dan berinfak di jalan Alloh. Akan Allah berikan ganti yg lebih baik dari apa yg telah mereka sedekahkan itu.

Maka bagi yg sudah terdaftar ikut berqurban tahun ini, Alhamdulillah, mudah2an tetap istiqomah setiap tahunnya, bagi yg belum, padahal dia sudah mampu, maka ingatlah peringatan dari Nabi saw:

     مُصَلاَّنَا يَقْرَبَنَّ فَلا يُضَحِّ فَلَمْ سَعَةً مَنْ وَجَد

Siapa yg punya kelapangan rezki, yg punya kemampuan tetapi tidak mau berqurban, maka jangan mendekati tempat shalat kami.” (HR Ahmad, Ibnu Majah).

Jangan dekati tempat sholat kami / JANGAN IKUT BERHARI RAYA DENGAN KAMI. Kerasnya ancaman Nabi ini, menjadi dasar dalil bagi ulama mazhab Hanafi yang menyatakan bahwa hukum qurban adalah wajib bagi yang mampu. Lalu Apa standar mampu?

Dalam buku-buku fiqih disebutkan Ada 3 syarat: yang pertama, sanggup untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Kedua, sanggup memenuhi kebutuhan orang yg wajib dia nafkahi selama 4 hari mulai tgl 10, 11, 12, 13 Zulhijjah. yg ketiga : sanggup membeli hewan qurban.

Misalnya, Kalau kebutuhan 1 hari untuk 1 keluarga sebesar 1 juta, berarti utk 4 hari = 4 juta, lalu ditambah qurban 3 juta berarti 7 juta.

Maka Kalau dia punya uang 7 juta selama tgl 10, 11, 12, 13, berarti dia sudah termasuk memiliki kemampuan untuk berqurban.

Dan Bagi kita yg ingin tapi belum mampu berqurban tahun ini, mudah-mudahan Allah berikan kelapangan rezki di tahun depan, paling tidak kita berniat dalam hati dan ada usaha utk mewujudkannya. Bisa dengan menabung mulai hari ini, kita cicil untuk bisa ikut berqurban tahun depan.

Dan Selalu pula kita berdo’a kepada Alloh agar Alloh senantiasa memudahkan dan melembutkan hati kita untuk mau ikut berqurban, bersedekah, berinfak dan berwakaf di jalan Alloh swt. Amin...

LINK DOWNLOAD PDF : 3 ALASAN KENAPA HARUS BERQURBAN

VIDEO YOUTUBE

Minggu, 04 Mei 2025

Khutbah Bulan Zulhijjah : 3 Hikmah Ibadah Qurban

 Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Kembali kita bersyukur kepada Allah SWT, sampai pada hari ini dimana bertemunya dua kemuliaan, kemuliaan hari Jum’at sebagai sayyidul ayyam dan kemuliaan bulan Zulhijjah salah satu dari 4 bulan Harom yang dimuliakan Alloh. Yang 10 hari pertamanya merupakan hari-hari terbaik untuk beramal.

« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ

Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah) (HR Abu Daud)

 

Dan hari ini kita telah memasuki hari yang ke 3 dari 10 hari yg mulia itu. Allah swt masih beri kita nikmat hidup, badan yang sehat dan Istiqomah dalam iman dan Islam. Untuk itu kita bersyukur dengan ucapan الحمد لله رب العلمين

dan bersholawat kepada Baginda Nabi Allohumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad...

 Jamaah jum’at Rohimakumulloh...

Lebih kurang 7 hari lagi kita akan merayakan salah satu hari besar Islam, yakni Hari Raya Idul Adha atau juga sering kita sebut Hari Raya Qurban, karena pada hari itu ada satu ibadah khusus yang Alloh syari’atkan bagi kita, yakninya ibadah Qurban. Ada banyak sekali hikmah dan keutamaan dari ibadah qurban ini diantaranya:

Yang Pertama: Ibadah Qurban Merupakan Bukti Syukur Kepada Alloh SWT.

Dalam surat yang paling pendek dalam Alqur’an Alloh Berfirman:   

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

“Sungguh Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.”   Berapa banyaknya?

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا

“Jika kamu hendak menghitung banyaknya nikmat Alloh itu, maka kamu pasti tidak akan pernah sanggup menghitungnya”

dalam Ayat lain Alloh jelaskan lagi:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ

Kenikmatan apa saja yang kamu rasakan, semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. An-Nahl[16]: 53)

Lalu bagaimana cara kita mensyukuri semua nikmat Alloh itu? Maka lanjutan ayat yg pertama khotib sampaikan tadi:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah

Alhamdulillah siang ini ringan kaki melangkah, tangan terayun utk datang ke masjid ini, untuk melaksanakan sholat jum’at, salah satu bentuk ungkapan rasa syukur kita kepada Alloh atas nikmat sehat, atas nikmat hidup yang Alloh berikan. Namun belum cukup hanya dengan sholat jumat, tak cukup hanya dengan sholat fardhu, tapi Alloh juga perintahkan kita untuk berqurban, sebagai tanda ungkapan syukur kepadaNya atas segala nikmat yang telah diberikanNya terutama atas nikmat harta yang telah Alloh cukupkan dan Alloh lebihkan.

Maka sampai di tgl 3 Zulhijjah ini Sudahkah kita daftarkan diri kepada panitia? Sudahkah kita sisihkan sebagian harta kita, sebagian dari nikmat Alloh itu untuk melaksanakan ibadah qurban?

Jamaah jum’at Rohimakumulloh...

Hikmah Qurban Yang Kedua:

Qurban Merupakan Bukti Kepatuhan dan Ketaatan kepada Alloh.

Karena qurban akan mengajarkan kita tentang keikhlasan, kepatuhan dan ketaatan dalam menjalankan perintah Alloh SWT Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim Alaihisalam

Demi menjalankan perintah Alloh Nabi Ibrahim sanggup memberikan harta yang paling ia cintai, sanggup mengorbankan apa yang paling ia sayangi, ia rela menyembelih anak kandungnya Ismail Alaihissalam. seorang anak yang sudah begitu lama dinantikan kehadirannya.

Siang malam berdo’a kepada Allah SWT:

 الصَّالِحِينَ مِنَ لِي هَبْ رَبِّ

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh”.

Namun ketika anak itu datang, selagi eratnya berkasih sayang. Nabi Ibrahim diuji oleh Alloh: sanggupkah dia mengalahkan rasa cintanya kepada anak dengan cintanya kepada Alloh? Sanggupkah ia mengorbankan apa yang paling ia cintai demi ketaatannya kepada Alloh?

Karena Alloh berfirman :

لَنْ تَنَلُ الْبِر )kamu tidak akan mendapat kebaikan(

 حَتَّى تُنفِقُو مِمَّا تُحِبُّون

)sampai kau bisa berikan apa yang paling kau cintai(.

Dan Nabi ibrahim lulus dengan ujian itu. Maka Begitu pula dengan kita. Apakah kita juga akan lulus dengan ujian Alloh ini atau tidak?

Apakah kita bisa mengalahkan kecintaan kita kepada harta dengan Cinta kita kepada Alloh? Apakah kita bisa melawan nafsu cinta dunia demi patuh pada perintah Alloh? 

Allah Ta’ala tidak minta anak kita, Allah Ta’ala tak minta jantung hati belaian jiwa kita, karena pasti kita tak akan sanggup memberikannya. Dan Allah tahu itu.

 لاَ يُكَلِّفُ الله نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا

Maka yang diminta Allah hanya apa yang sesuai dengan kemampuan kita, yang diminta Allah hanya sebagian kecil dari nikmat yang telah Allah berikan, sebagai bentuk bukti kepatuhan dan ketaatan kita kepadaNya.   

 Jamaah Jum’at Rohimakumulloh...

Selanjutnya yang ketiga: Ibadah Qurban mempunyai keutamaan dan balasan pahala yang besar dari Alloh SWT.

Berapa besarnya pahala berqurban? Dalam Hadits riwayat  Ibnu Majah Nabi bersabda:

بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ 

“Pada setiap bulunya terdapat satu kebaikan/ pahala.”

Bisa jadi hadits ini bermakna kiasan, ataupun makna yang sesungguhnya. Nabi ingin mengungkapkan betapa besarnya pahala berqurban, karena tak ada kita yang mampu menghitung berapa banyak bulu yang ada pada hewan qurban itu.  Dan dalam hadits yang lain masih riwayat Ibnu Majah: Nabi SAW bersabda:

وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا

sesungguhnya pada hari kiamat hewan qurban itu akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya.

Menjadi saksi dan memberikan pertolongan bagi orang-orang yang berqurban.

Dan ketika hewan qurban itu disembelih, sebelum darahnya menetes ke tanah, maka ridho Alloh sudah terlebih dulu sampai untuk orang yang berqurban. Ampunan Alloh atas dosa-dosanya telah lebih dulu sampai untuk orang-orang yang berqurban itu.

Maka berbahagialah orang-orang yang sudah ikut berqurban tahun ini, dan merugilah orang-orang yang masih menunda untuk berqurban, Karena tak ada yang bisa menjamin apakah kita masih akan hidup tahun depan dan bertemu lagi dengan Idul Adha.

Kalau tahun ini kita mampu berqurban tapi kita tunda, dan ternyata idul Adha tahun depan umur kita tidak sampai, maka sungguh penyesalan tiada berguna yang akan kita rasakan. seperti orang-orang yang diceritakan Alloh dalam Alqur’an:

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ

Apa kata mereka yang menyesal itu?

“Ya Rabb-ku, andai Engkau tangguhkan kematian ku, andai engkau hidupkan aku kembali walau sesaat,  walau sebentar saja

 فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

maka aku akan bersedekah dan  melakukan amal saleh”

Tapi saat itu sudah terlambat, hanyalah penyesalan yg tiada bermakna.  

Maka Hilangkanlah keraguan di hati kita, buang jauh-jauh pikiran yang menganggap bahwa harta akan berkurang kalau kita berqurban. Karena Allah subhanahu wa ta’ala berjanji  dalam Alqur’an:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ 

dan setiap harta yang kamu infakkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

 

dan Dalam hadits Riwayat  Muslim, Nabi juga bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ  

Sedekah tidaklah mengurangi harta.

inilah jaminan dari Alloh dan RosulNya, bagi orang2 yang bersedekah dan berinfak di jalan Alloh akan diberikan ganti yg lebih baik dari apa yg telah mereka sedekahkan itu.

Maka bagi kita yg sudah terdaftar ikut berqurban tahun ini, Alhamdulillah, mudah-mudahan tetap istiqomah setiap tahunnya, bagi yang belum, padahal dia sudah mampu, maka ingatlah peringatan dari Nabi saw:

     مُصَلاَّنَا يَقْرَبَنَّ فَلا يُضَحِّ فَلَمْ سَعَةً مَنْ وَجَد

Siapa yg punya kelapangan rezki, yg punya kemampuan tetapi tidak berqurban, maka jangan mendekati tempat shalat kami.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Keras dan tegas ancaman dari Nabi.

Dan bagi kita yang ingin tapi belum mampu berqurban tahun ini, maka paling tidak kita berniat dalam hati, dan bersungguh-sungguh dengab niat itu, ada usaha kita untuk mewujudkannya. Bisa dengan menabung mulai hari ini, sedikit demi sedikit dari penghasilan kita tabung agar bisa ikut berqurban tahun depan.

Dan juga tak lupa selalu kita berdo’a kepada Alloh agar Alloh senantiasa memudahkan dan melembutkan hati kita untuk mau ikut berqurban, bersedekah, berinfak dan berwakaf di jalan Alloh swt. Amin...


Minggu, 20 April 2025

3 Cara Menjaga Istiqomah



Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Hari Ini adalah Jum’at ketiga kita di bulan Syawal 1446 H atau hari ke 19 di bulan Syawwal. Maka PR terbesar kita, tugas paling berat setelah Ramadhan selesai adalah menjaga ISTIQOMAH dalam beramal. 

Kita lihat Ketika Ramadhan kemaren masjid dan musholla2 ramai sholat berjama’ahnya. Subuh dan Isya yg biasanya jamaahnya paling sedikit, tapi ketika Ramdhan ramai luar biasa. Namun selesai Ramadhan, masuk bulan Syawwal, setelah merayakan hari kemenangan, bergembira, bersuka cita, lalu apa yg terjadi, masjid dan mushollah kembali sepi, yg terlihat hadir sholat berjama’ah, orangnya  itu2 saja, tetap hanya pemain inti. tak ada bertambah jama’ahnya, bahkan yg paling menyedihkan, justru semakin hari semakin berkurang, karena kalau ada salah satu jamaah yg meninggal, berkuranglah satu jama’ahnya.

Ketika Ramadhan bisa kita puasa 30 hari lamanya, tapi 6 hari di bulan Syawwal sungguh berat rasanya. Atau senin kamis di bulan biasa  juga terasa sulit sekali. Di bulan Ramadhan ringan kita sholat malam, sholat tarawih dan witir 11 Raka’at ada pula yg 23 rakaat, ditambah lagi Tahajud sebelum sahur. Tapi selesai Ramadhan, 2 rakaat Tahajjud saja sulit. Atau 3 rakaat witir sebelum tidur saja terasa berat untuk kita kerjakan. Baca qur’an juga demikian, ketika Ramadhan sanggup 1 juz 1 hari, atau bahkan ada yg 2 juz sehari. Tapi selesai Ramadhan, 1 juz 1 bulan pun tak sempat lagi.  

Maka menjaga istiqomah setelah Ramadhan sangatlah berat, meskipun berat tapi harus bisa kita lakukan, karena diantara tanda diterimanya amal-amal kita selama Ramadhan kemaren adalah bisa menjaga istiqomah. Para ulama sepakat, diantaranya seorang ulama besar Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali,  dalam kitab “Lathiiful-Ma’ārif”  berkata:

فَإِنَّ اللهَ إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ

“Sesungguhnya, jika Allah menerima amal seorang hamba, (maka) dia diberi taufiq untuk (melakukan) amal shalih setelahnya.”

Maka diantara tanda Amal Allah terima adalah tetap bersemangat mengerjakan amal itu sepanjang hidupnya. Kenapa? Karena dia merasa amalnya itu baru sedikit. Dan juga karena dia merasa nikmat melakukannya, sehingga dia tetap beramal.

Kalau kita mau buat perumpamaan seperti orang yang menikmati makanan. Ketika dia merasa makanan itu nikmat, maka tak cukup baginya jatah yg pertama, dia akan meminta tambah lagi, habis tambah yg pertama minta tambah lagi yg kedua. Maka Ibadah pun begitu.

Dia merasa amalnya ketika Ramadhan ini masih belum cukup maka dia mau tambah lagi selesai Ramadhan.

Tapi bagi orang yang amalnya ditolak, dia seperti orang yg tidak menikmati makanan, jangankan mau tambah, jatahnya yg pertama saja susah menghabiskannya.

Jangankan menambah puasa lagi di bulan Syawal, jatah yg 30 hari itu saja tidak selesai olehnya. Belum lagi habis Ramadhan dia sudah tak puasa, belum lagi habis Ramadhan, dia sudah hilang tak nampak lagi ke masjid, Karena dia tidak menikmatinya. Jangankan menikmati, justru dia merasa tersiksa selama Ramadhan itu. Begitu selesai Ramadhan senangnya luar biasa.

Maka apa tanda amal Allah terima? Tetap semangat untuk beramal setelahnya.

Ketika Ramadhan kemaren senang datang ke masjid berjamaah 5 waktu, selesai Ramadhan kalau tetap rajin berjamaah, walaupun mungkin tidak full 5 waktu, hanya dapat Magrib, isya dan subuh. Insyaallah Tandanya amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren rajin baca qur’an, bahkan sampai khatam 2-3x. Kalau Setelah Ramadhan ini masih tetap baca qur’an walaupun tidak sebanyak ketika Ramadhan, hanya 1 lembar sehari, tapi rutin. Insyaallah tanda amal diterima Allah SWT.        

Ketika Ramadhan rajin sedekah. Selesai Ramadhan kalau tetap mau sedekah, tanda amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren suka mendengar ceramah, bahkan sampai 2 kali sehari, subuh dan malam sebelum tarwih. Maka kalau selesai Ramadhan ini masih mau mendengarkan ceramah, masih mau hadir di majelis ilmu, walaupun hanya sekali sepekan, insyaallah tanda amal Allah terima.

Maka pentingnya menjaga istiqomah. Tetaplah semangat dalam beramal,

Meskipun memang berat, tidak semudah mengucapkannya. Namun kita harus berusaha, bagaimana caranya?  Nabi bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dilakukan terus menerus, kontinu, berkelanjutan walaupun itu sedikit”  (HR.Muslim no 1305)

Maka yg pertama adalah, Jaga istiqomah itu dengan tetap beramal walaupun hanya sedikit, jangan sampai ditinggalkan. Tetaplah bangun malam tahajjud walau hanya 2 rakaat, tetaplah witir walau hanya 1 rakaat, tetaplah baca qur’an walau hanya 1 halaman, tetaplah sedekah walau hanya berapa sanggup kita, tetaplah berbuat baik dengan apa yg bisa kita perbuat, walau hanya dengan hal yg paling kecil sekalipun. Jangan tinggalkan.

Lalu Cara kedua menjaga istiqomah adalah dengan berjama’ah.

فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ

Hendaklah kalian berjamaah, karena serigala hanya memangsa kambing yang sendirian (HR. An-Nasa’i 838)

Berjamaah di dalam masjid ketika sholat, berjamaah pula diluar masjid, berkawan dg orang2 baik, bersahabat dg orang yang akan membawa kita pada kebaikan, yang akan mengingatkan ketika kita lupa, meluruskan ketika kita salah, menguatkan ketika kita lemah.

 

Hidup ini tak bisa sendiri, ibadahpun lebih sulit dan berat kalau sendiri, setan akan lebih mudah melalaikan kita ketika sendiri, maka kalau ada majelis2 ilmu ikut, ada perkumpulan2 yang mengarah pada kebaikan gabung. Hendaklah berjamaah, karena masuk surga itupun kita tidak sendiri2, tapi secara berjamaah.

وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗ

Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا

Ketika  mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka

 سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ

“Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!” (QS. Az-Zumar 73) 

Insyaallah Mudah-mudahan kita akan sampai kesana, masuk ke surga itu bersama dengan para sahabat, kawan, keluarga, dan orang2 yang kita cintai yang bersama kita ketika di dunia ini. Bersama di dunia juga bersama di surga. 

Selanjutnya yg ketiga, cara menjaga Istiqomah.

Dengan selalu berdo’a kepada Allah SWT minta pertolongan kepada Allah, Minta kepada Allah agar menguatkan hati kita.

“Ya Muqollibal qulub, Tsabbit qolbi ‘ala dinik, wa’ala tho’atik”

Wahai engkau yg maha membolak balikkan hati, kokohkanlah hatiku dalam agamamu, dan dalam ketaatan kepadamu”

Karena sejatinya kita tidak akan mampu untuk istiqomah kecuali dengan pertolongan Allah. sebagaimana kita nyatakan dalam setiap sholat:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

(Hanya kepadamu kami beribadah, dan hanya kepadamu kami minta pertolongan)

Karena sesungguhnya kita takkan mampu datang ke masjid ini kecuali Allah yg menggerakkan hati kita. Yg memberikan taufik dan hidayah kepada kita. 

Mudah-mudahan Allah terima segala amal kita, dan kita termasuk hamba-hamba yg Allah berikan taufik dan hidayah untuk bisa tetap Istiqomah dalam iman dan dalam beramal soleh..

Amin Ya Rabbal’alamin...

LINK DOWNLOAD PDF : 3 Cara Menjaga Istiqomah

Link Video Youtube

Jumat, 04 April 2025

TANDA DITERIMANYA AMAL



Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Hari Ini adalah Jum’at pertama kita di bulan Syawal 1446 H. 5 hari sudah bulan Ramadhan pergi meninggalkan kita. Apakah dia akan datang lagi? Ya dia akan datang lagi tahun depan. Tapi apakah kita masih akan berjumpa dengannya? Wallahu a’lam.. tak ada yg tahu, dan tak ada yg bisa menjamin.

Siapa yang mengisi hari-harinya dalam bulan Ramadhan dengan ibadah dan amal soleh, maka beruntunglah dia. Siapa yang menjalaninya dengan sia-sia maka merugilah dia. Bahkan tak hanya rugi, tapi dia termasuk orang yg celaka. Dido’akan oleh malaikat Jibril, diaminkan oleh Nabi Muhammad :

بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يَغْفَرْ لَهُ

Celakalah orang yang berjumpa dengan Ramadhan tapi tidak mendapatkan ampunan Allah. (HR. Al-Hakim & Baihaqi)

Sampai umurnya ke bulan Ramadhan, berjumpa dia dengan Ramadhan, hidup dalam bulan Ramadhan, dalam keadaan sehat pula. Tapi setelah Ramadhan itu pergi, dia tidak termasuk orang yang mendapatkan ampunan Allah, karena tak diisi dengan ibadah, maka celakalah dia. Celaka artinya jauh dari rahmat Allah, kalau sudah jauh dari Rahmat Allah tentu takkan selamat dunia dan akhirat.

Jama’ah Jum’at yg dimuliakan Allah...

Mungkin diantara kita banyak pula yg sudah beramal sampai hari ini, puasa Ramadhan selesai 30 hari, sholat tarwih dan witirnya 30 malam, juga ditambah lagi dengan tahajjudnya, isyroq dan dhuha, berjamaah 5 waktunya, sedekah dan baca qur’annya, mungkin ada kemaren yg 2 kali khatam. Mungkin banyak pula yang sudah mulai melaksanakan  puasa 6 di bulan Syawal.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ

 كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia sseperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

 

Banyak sudah mungkin amal kita, tapi sampai hari ini pula kita belum pernah mendapatkan pemberitahuan apakah semua amal-amal kita itu Allah terima atau tidak. Kita tidak pernah mendapatkan pemberitahuan seperti halnya ketika kita isi ulang pulsa, atau seperti kita transfer/ setor uang. Maka kita tidak tahu apakah amal-amal kita itu Allah terima atau Allah tolak.

Lalu kapan kita tahu amal kita Allah terima atau Allah tolak?

Yaitu nanti ketika sudah innalillahi wa inna ilaihi rajiun, saat kita sudah berada dalam kubur. Disitulah kita akan tahu apakah amal kita Allah terima atau Allah tolak. Nabi bersabda:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

"Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya." (HR. Bukhari 6033)

Jadi yang tinggal menemani adalah amalnya, amal baik maupun amal buruk.

Ketika sudah di dalam kubur itu kita akan melihat amal kita. Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat al-Barro bin ‘Azib Radhiyallahu hadits nya panjang bercerita tentang bagaimana keadaan orang dalam kubur.

Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, harum semerbak, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka karena kita tak kenal dengan dia, kitapun bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amal shalih mu yang diterima oleh Allah, aku datang untuk menemanimu sampai hari kiamat tiba”.

Kalau itu yang nanti kita alami berarti sah amal kita Allah terima.

Tapi kalau yang datang itu seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, berbau busuk menjijikkan. Kita pun bertanya, siapa engkau? “akulah amal buruk, dosa dan maksiat mu, aku datang untuk menemanimu sampai kiamat tiba”.

Kalau ini yang kita alami, maka sah amal kita ditolak Allah. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah...

Maka ketika itu kita berharap bisa pulang lagi kedunia untuk beramal. Allah sebutkan dalam surat Mukminun ayat 99-100

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ

hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)

لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ

agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan

Jama’ah yng dimuliakan Allah....

walaupun Allah tidak kasih tahu kita apakah amal kita Allah terima atau Allah tolak, tapi tandanya ada. Para ulama menjelaskan diantaranya Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab “Lathiiful-Ma’ārif”  berkata:

فَإِنَّ اللهَ إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ

“Sesungguhnya, jika Allah menerima amal seorang hamba, (maka) dia diberi taufiq untuk (melakukan) amal shalih setelahnya.”

 

Maka diantara tanda Amal Allah terima adalah tetap bersemangat mengerjakan amal itu sepanjang hidupnya. Kenapa? Karena dia merasa amalnya itu baru sedikit. Dan dia juga merasa nikmat melakukannya, sehingga dia tetap beramal.

Kalau kita mau buat perumpamaan seperti orang yang menikmati makanan. Ketika dia merasa makanan itu nikmat, maka tak cukup baginya jatah yg pertama, dia akan meminta tambah lagi, habis tambah yg pertama minta tambah lagi yg kedua. Maka Ibadah pun begitu.

Dia merasa amalnya ketika Ramadhan ini masih belum cukup maka dia mau tambah lagi selesai Ramadhan.

Tapi bagi orang yang amalnya ditolak, dia seperti orang yg tidak menikmati makanan, jangankan mau tambah, jatahnya yg pertama saja susah menghabiskannya.

Jangankan menambah selesai Ramadhan, jangankan menambah puasa lagi di bulan Syawal, jatah yg 30 hari itu saja tidak selesai olehnya. Belum lagi habis Ramadhan dia sudah tak puasa, belum lagi habis Ramadhan, dia sudah hilang tak nampak lagi ke masjid, Karena dia tidak menikmatinya. Jangankan menikmati, justru dia merasa tersiksa selama Ramadhan itu. Begitu selesai Ramadhan senangnya luar biasa.

Maka apa tanda amal Allah terima? Tetap semangat untuk beramal setelahnya.

Ketika Ramadhan kemaren senang datang ke masjid berjamaah 5 waktu, selesai Ramadhan kalau tetap rajin berjamaah, walaupun mungkin tidak full 5 waktu, hanya dapat Magrib, isya dan subuh. Insyaallah Tandanya amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren rajin baca qur’an, bahkan sampai khatam 2-3x. Kalau Setelah Ramadhan ini masih tetap baca qur’an walaupun tidak sebanyak ketika Ramadhan, hanya 1 lembar sehari, tapi rutin. Insyaallah tanda amal diterima Allah SWT.        

Ketika Ramadhan rajin sedekah. Selesai Ramadhan tetap mau sedekah, tanda amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren suka mendengar ceramah, bahkan sampai 2 kali sehari, subuh dan malam sebelum tarwih. Maka kalau selesai Ramadhan ini masih mau mendengarkan ceramah, masih mau hadir di majelis ilmu, walaupun hanya sekali sepekan, insyaallah tanda amal Allah terima.

Maka kata kuncinya adalah istiqomah. Tetaplah semangat dalam beramal,

Meskipun memang berat, tidak semudah mengucapkannya. Namun kita harus berusaha, bagaimana caranya?  Nabi bersabda:

 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dilakukan terus menerus, kontinu, berkelanjutan walaupun itu sedikit”  (HR.Muslim no 1305)

Jaga istiqomah itu dengan tetap beramal walaupun hanya sedikit, tapi jangan sampai ditinggalkan.

Jamaah Yg dimuliakan Allah SWT...

Mudah-mudahan Ramadhan tahun ini bukanlah Ramadhan terakhir bagi kita, tapi kalaupun ternyata ini yg terakhir, insyaallah kita takkan menyesal karena sudah diisi dengan banyak amal soleh.

Mudah2an Allah terima segala amal kita itu, Allah ampuni dosa-dosa kita dan kita termasuk orang yang bertaqwa, Allah tutup usia kita dalam keadaan Husnul Khatimah.. Amiin Ya Rabbal’alamiin..  

DOWNLOAD PDF : TANDA DITERIMANYA AMAL

 LINK YOUTUBE

 

RENUNGAN AWAL TAHUN BARU ISLAM 1447 H