Kaum Muslimin jamaah jum’at yg dimuliakan Allah SWT
Tak terasa hari ini kita sudah sampai pada hari
ke 15 di bulan Sya’ban, berarti lebih kurang 14 atau 15 hari lagi kita akan
kedatangan tamu yang agung dan mulia, tamu yang dinantikan dan dirindukan seluruh orang beriman di dunia, yakninya bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh keutamaan dan ampunan, bulan dilipat gandakannya pahala, bulan yang penuh berkah. dalam sunan An-Nasaa’i Nabi ﷺ bersabda:
أَتَاكُمْ
رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan
penuh keberkahan”
Oleh karenanya, kita perlu
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut bulan yang
penuh berkah ini agar kita bisa mencapai tujuan akhir dari puasa Ramadhan,
yakni menjadi hamba yg "taqwa".
Maka apa yang harus kita lakukan dalam rangka mempersiapkan
diri untuk bertemu dengan Ramadhan:
1.
Perbaiki Hubungan dengan Alloh dengan Bertaubat
Kalau ada
tamu yang penting yang akan datang ke rumah kita, tentu kita akan bersiap
menyambutnya, kita akan bersihkan rumah, kita tata dengan rapi dan indah, segala yang
kotor dan merusak pandangan kita singkirkan, sebelum tamu itu datang kita akan
bersiap mandi, pakai pakaian yang bersih, sisir rambut yang rapi, bahkan kalau bisa
pakai parfum yang wangi.
Maka
seperti itu pula hendaknya kita dalam menyambut bulan Ramadhan, tamu yang agung
dan mulia, dengan membersihkan hati, bersihkan diri memohon ampun kepada Alloh
atas segala dosa yang selama ini pernah kita lakukan.
11 bulan
sudah berlalu semenjak kita keluar dari Ramadhan tahun lalu, mulai dari Syawwal sampai
ke Sya’ban ini tentu kita tak luput dari silaf dan salah, banyak sudah dosa yang
kita lakukan. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dalam pekerjaan, baik dosa
lisan, dosa telinga, dosa mata, tangan, kaki dan hati.
Tak ada
satu pun manusia di dunia ini yang luput dari dosa, kecuali Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.
وَ خَيْرُ
الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّبُوْنَ كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَاءٌ
“Setiap anak adam (manusia) berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” HR. At-Tirmidzi (no. 2499)
Maka orang yang hebat itu bukannya yang tidak pernah berbuat salah. Tapi orang yang hebat adalah orang yang pernah berbuat salah, tetapi ia mau mengakui kesalahannya dan mau memperbaiki diri dengan bertaubat. Sebanyak apapun dosamu, sebesar apapun kesalahanmu, Maka Alloh perintahkan kita:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An-Nur: 31)
Supaya
kamu selamat dari siksa neraka dan masuk ke dalam surga.
Selagi Alloh beri kita hidup, selagi Alloh beri kita kesempatan, Karena kalau sudah tiba masanya, kalau sudah sampai waktunya malaikat maut datang, tak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali penyesalan, tangisan, jeritan kesakitan menanggung siksaan. sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Alqur'an:
رَبَّنَآ
اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ
“Ya Tuhan kami, kami telah
melihat (hari Kiamat yang kami ingkari) dan mendengar (dari-Mu kebenaran ucapan
rasul-rasul-Mu). Maka, kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan beramal
saleh. Sesungguhnya kami (sekarang) adalah orang-orang yang yakin (akan adanya
hari Kiamat).”
Maka khotib mengingatkan diri pribadi dan mengajak kaum muslimin
semuanya agar kita bertaubat kepada Alloh. Mulai hari ini bulatkan tekad,
niatkan dalam hati, sungguh-sungguh ingin berhenti dari segala dosa yang bisa merusak
hubungan kita dengan Alloh, yang bisa menjauhkan kita dari Alloh, yang bisa
mengundang murka Alloh SWT.
Yang masih Meninggalkan shalat, sholatlah! Apa lagi yang mau
ditunggu? Sampai kapan terus akan membangkang dari perintah Allah?
Yang masih enggan membayar zakat, yang selama ini durhaka kepada
orang tua, yang sampai hari ini masih memutuskan silaturrahim dengan saudaranya, yang
masih suka judi online, yang masih sering minum khamr dan zina, yang masih suka
berbohong dan menipu, dan yang masih melakukan RIBA.
Hentikan
dan jauhi itu semua, karena itu hanya akan menjauhkan kita dari Allah dan akan mengundang
murka Alloh SWT. Lalu bagaimana cara taubat? Nabi Bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ
يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ
ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
Tidak ada seorang hamba
pun yang melakukan dosa, lalu dia bersuci dengan baik selanjutnya berdiri lalu
melakukan shalat dua raka’at, kemudian memohon ampun kepada Allâh, kecuali
Allâh pasti akan mengampuninya. (HR. Abu Daud)
Selanjutnya,
2.
Memperbaiki
hubungan dengan manusia (hablu minannas)
Hubungan dengan Alloh bisa kita perbaiki dengan taubat,
tapi hubungan dengan manusia tidak bisa selesai hanya dengan istighfar dan sholat
taubat, kalau itu masalah hutang piutang maka harus dilunasi, kalau sangkut
paut silaf dan salah maka harus dengan minta maaf. Sambung lagi silaturahim yang
selama ini terputus. Karena orang yang memutus silaturahim tidak diterima
ibadahnya, Nabi SAW Bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا
تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا
Ada tiga kelompok yang
shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (artinya tidak
diterima oleh Allah)
Salah satu diantara yg tiga itu adalah:
وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan)” (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah)
Baik saudara kandung ataupun saudara sesama muslim.
Maka jika sholat tidak diterima, puasa pun tidak akan diterma, karena sholat merupakan kunci utama diterimanya amal yang lain.
Bahkan dalam hadits lain riwayat Bukhori
Muslim Nabi tegaskan lagi:
لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ
قَاطِعٌ رَحِمٍ
Walaupun rajin sholatnya, banyak puasa
sunnatnya, banyak sedekahnya, bolak balik haji dan umrohnya, tapi kalau tidak
baik kepada tetangganya, tidak akur dengan saudaranya, maka tak diterima semua
amal ibadahnya.
Tentu kita tidak ingin amal yang sudah susah payah kita kerjakan itu
hanya sia-sia tak bernilai di hadapan Alloh, maka mari kita perbaiki hubungan
dengan sesama saudara, sesama teman, tetangga dan sesama manusia lainnya.
Kita hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari khilaf dan salah. Tak ada satupun manusia yang tidak punya salah
kepada manusia lainnya. Mungkin ada orang yang pernah menyakiti
hati kita, pernah berbuat salah kepada kita. Tapi ingat kitapun juga pasti
pernah berbuat salah kepada orang lain, pernah juga menyakiti hati orang lain.
Maka Rendahkan hati untuk meminta maaf dan Lapangkan dada untuk memberi maaf.
Walaupun memang tidak semudah mengucapkannya, tapi harus kita coba! Harus kita latih diri kita. Agar tenang kita beribadah di bulan Ramadhan nantinya dan segala amal yang sudah atau yang akan kita kerjakan diterima dan bernilai pahala disisi Allah swt.
selanjutnya yang terakhir,
3.
Mempersiapkan
ilmu tentang Ramadhan
Dalam
sebuah hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi ﷺ mengingatkan kita:
كَمْ مِنْ
صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
“Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun
dari puasanya selain rasa lapar saja.” (Musnad
Ahmad hadis nomor 9308)
Salah satu penyebab puasa sia-sia tak bernilai adalah karena
beramal tanpa ilmu. Maka kita perlu kembali belajar ilmu Fiqih Puasa
Ramadhan, bisa dengan membaca buku fiqih, atau bisa juga
dengan mendengarkan kajian dari para ulama, para ustadz yang sudah kita yakini keilmuannya,
baik secara langsung dalam suatu majlis, maupun lewat youtube dengan syarat jelas
ustadznya, memang alim berilmu.
Tapi kalau ngajinya hanya lewat Yotube saja, ketika ada hal yang
belum kita paham tak bisa kita bertanya langsung. tak bisa berinteraksi langsung. Maka ini adalah tanggung
jawab dan tugas para pengurus Masjid, buatlah KAJIAN FIQIH PUASA sebelum masuk
Ramadhan.
Setiap tahun kita buat acara peringatan Maulid, Isra’ MI’raj,
Tahun baru Islam, itu semua penting sebagai syi’ar dakwah, tapi membuat KAJIAN
FIQIH PUASA, KAJIAN FIQIH ZAKAT sebelum Ramadhan itu juga tak kalah pentingnya.
Supaya kita tau mana yang membatalkan puasa, mana yang makruh, perbuatan apa saja yang menghilangkan pahala puasa, apa saja yang sunnat ketika puasa, apa amal
terbaik selama Ramadhan dsb.
Sehingga
tak ada lagi yang ragu, tak ada lagi yang bertanya-tanya dalam hati apakah
kumur-kumur atau gosok gigi boleh atau tidak ketika puasa, masih junub
belum mandi ketika sudah imsak puasanya sah atau tidak, apakah ngorek kuping dan ngupil puasanya
batal atau tidak, ketika sudah imsak apakah masih boleh minum atau tidak? Siapa
saja orang yang dibolehkan tidak puasa, Bagaimana cara mengganti puasa, bagaimana
cara bayar fidyah, bagaimana cara zakat fitrah yang benar, bagaimana cara
menghitung zakat Maal.
Maka
itu semua dibahas dalam KAJIAN FIQIH PUASA & ZAKAT.
Jadi
kita tidak hanya sekedar membuat tabligh akbar yang sifatnya seremonial, tapi
hendaknya menghidupkan majelis ilmu di lingkungan kita, hidupkan majelis ta’lim
sebagai sarana untuk ummat mendapatkan pencerahan dan pendidikan agama. Sehingga puasa Ramadhan kita tahun ini lebih berkualitas
dan bernilai di hadapan Alloh SWT.
Terakhir, mari kita perbanyak berdo’a kepada Alloh, agar disampaikan umur kita untuk bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun ini. Dan ketika sudah masuk bulan Ramadhan nanti kita isi dengan ibadah sebanyak-banyaknya, beramal sebanyak-banyaknya, dengan harapan segala kebaikan dan pahala bisa menutupi segala keburukan dan dosa di masa lalu.
Amin ya robbal alamin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar