Oleh : Azirwan Mustaqim, ST
Hari Ini
adalah Jum’at pertama kita di bulan Syawal 1446 H. 5 hari sudah bulan Ramadhan
pergi meninggalkan kita. Apakah dia akan datang lagi? Ya dia akan datang lagi
tahun depan. Tapi apakah kita masih akan berjumpa dengannya? Wallahu a’lam..
tak ada yg tahu, dan tak ada yg bisa menjamin.
Siapa
yang mengisi hari-harinya dalam bulan Ramadhan dengan ibadah dan amal soleh,
maka beruntunglah dia. Siapa yang menjalaninya dengan sia-sia maka merugilah
dia. Bahkan tak hanya rugi, tapi dia termasuk orang yg celaka. Dido’akan oleh
malaikat Jibril, diaminkan oleh Nabi Muhammad ﷺ
:
بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يَغْفَرْ لَهُ
Celakalah
orang yang berjumpa dengan Ramadhan tapi tidak mendapatkan ampunan Allah. (HR.
Al-Hakim & Baihaqi)
Sampai umurnya ke bulan
Ramadhan, berjumpa dia dengan Ramadhan, hidup dalam bulan Ramadhan, dalam
keadaan sehat pula. Tapi setelah Ramadhan itu pergi, dia tidak termasuk orang
yang mendapatkan ampunan Allah, karena tak diisi dengan ibadah, maka celakalah
dia. Celaka artinya jauh dari rahmat Allah, kalau sudah jauh dari Rahmat Allah
tentu takkan selamat dunia dan akhirat.
Jama’ah Jum’at yg
dimuliakan Allah...
Mungkin diantara kita banyak
pula yg sudah beramal sampai hari ini, puasa Ramadhan selesai 30 hari, sholat
tarwih dan witirnya 30 malam, juga ditambah lagi dengan tahajjudnya, isyroq dan
dhuha, berjamaah 5 waktunya, sedekah dan baca qur’annya, mungkin ada kemaren yg
2 kali khatam. Mungkin banyak pula yang sudah mulai melaksanakan puasa 6 di bulan Syawal.
مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ
كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“siapa yang
berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia sseperti
berpuasa setahun penuh.” (HR.
Muslim)
Banyak sudah mungkin amal
kita, tapi sampai hari ini pula kita belum pernah mendapatkan pemberitahuan apakah
semua amal-amal kita itu Allah terima atau tidak. Kita tidak pernah mendapatkan
pemberitahuan seperti halnya ketika kita isi ulang pulsa, atau seperti kita
transfer/ setor uang. Maka kita tidak tahu apakah amal-amal kita itu Allah
terima atau Allah tolak.
Lalu kapan kita tahu amal kita Allah terima atau Allah tolak?
Yaitu nanti ketika sudah
innalillahi wa inna ilaihi rajiun, saat kita sudah berada dalam kubur.
Disitulah kita akan tahu apakah amal kita Allah terima atau Allah tolak. Nabi ﷺ
bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ
وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ
وَيَبْقَى عَمَلُهُ
"Mayyit diiringi tiga hal, yang dua
akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya,
hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya
akan terus tetap bersamanya." (HR. Bukhari
6033)
Jadi yang tinggal menemani
adalah amalnya, amal baik maupun amal buruk.
Ketika sudah di dalam kubur
itu kita akan melihat amal kita. Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad
rahimahullah dari sahabat al-Barro bin ‘Azib Radhiyallahu hadits nya panjang
bercerita tentang bagaimana keadaan orang dalam kubur.
Datanglah seorang laki-laki
berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, harum semerbak, lalu mengatakan,
“Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah
dijanjikan (kebaikan)”. Maka karena kita tak kenal dengan dia, kitapun bertanya
kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia
menjawab, “Aku adalah amal shalih mu yang diterima oleh Allah, aku datang untuk
menemanimu sampai hari kiamat tiba”.
Kalau itu yang nanti kita
alami berarti sah amal kita Allah terima.
Tapi kalau yang datang itu seorang
laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, berbau busuk menjijikkan. Kita pun bertanya, siapa engkau? “akulah amal buruk, dosa dan
maksiat mu, aku datang untuk menemanimu sampai kiamat tiba”.
Kalau ini yang kita alami,
maka sah amal kita ditolak Allah. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah...
Maka ketika itu kita
berharap bisa pulang lagi kedunia untuk beramal. Allah sebutkan dalam surat
Mukminun ayat 99-100
حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ
ارْجِعُوْنِ
hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku,
kembalikanlah aku (ke dunia)
لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ
agar
aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan
Jama’ah
yng dimuliakan Allah....
walaupun Allah tidak kasih
tahu kita apakah amal kita Allah terima atau Allah tolak, tapi tandanya ada.
Para ulama menjelaskan diantaranya Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam
kitab “Lathiiful-Ma’ārif”
berkata:
فَإِنَّ اللهَ إِذَا تَقَبَّلَ
عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ
“Sesungguhnya, jika
Allah menerima amal seorang hamba, (maka) dia diberi taufiq untuk (melakukan)
amal shalih setelahnya.”
Maka diantara tanda Amal
Allah terima adalah tetap bersemangat mengerjakan amal itu sepanjang hidupnya.
Kenapa? Karena dia merasa amalnya itu baru sedikit. Dan dia juga merasa nikmat
melakukannya, sehingga dia tetap beramal.
Kalau
kita mau buat perumpamaan seperti orang yang menikmati makanan. Ketika dia
merasa makanan itu nikmat, maka tak cukup baginya jatah yg pertama, dia akan
meminta tambah lagi, habis tambah yg pertama minta tambah lagi yg kedua. Maka Ibadah
pun begitu.
Dia merasa amalnya ketika
Ramadhan ini masih belum cukup maka dia mau tambah lagi selesai Ramadhan.
Tapi bagi orang yang amalnya
ditolak, dia seperti orang yg tidak menikmati makanan, jangankan mau tambah,
jatahnya yg pertama saja susah menghabiskannya.
Jangankan menambah selesai
Ramadhan, jangankan menambah puasa lagi di bulan Syawal, jatah yg 30 hari itu
saja tidak selesai olehnya. Belum lagi habis Ramadhan dia sudah tak puasa,
belum lagi habis Ramadhan, dia sudah hilang tak nampak lagi ke masjid, Karena
dia tidak menikmatinya. Jangankan menikmati, justru dia merasa tersiksa selama
Ramadhan itu. Begitu selesai Ramadhan senangnya luar biasa.
Maka apa tanda amal Allah
terima? Tetap semangat untuk beramal setelahnya.
Ketika Ramadhan kemaren senang
datang ke masjid berjamaah 5 waktu, selesai Ramadhan kalau tetap rajin
berjamaah, walaupun mungkin tidak full 5 waktu, hanya dapat Magrib, isya dan
subuh. Insyaallah Tandanya amal Allah terima.
Ketika Ramadhan kemaren rajin
baca qur’an, bahkan sampai khatam 2-3x. Kalau Setelah Ramadhan ini masih tetap
baca qur’an walaupun tidak sebanyak ketika Ramadhan, hanya 1 lembar sehari,
tapi rutin. Insyaallah tanda amal diterima Allah SWT.
Ketika Ramadhan rajin
sedekah. Selesai Ramadhan tetap mau sedekah, tanda amal Allah terima.
Ketika Ramadhan kemaren suka
mendengar ceramah, bahkan sampai 2 kali sehari, subuh dan malam sebelum tarwih.
Maka kalau selesai Ramadhan ini masih mau mendengarkan ceramah, masih mau hadir
di majelis ilmu, walaupun hanya sekali sepekan, insyaallah tanda amal Allah
terima.
Maka kata
kuncinya adalah istiqomah. Tetaplah
semangat dalam beramal,
Meskipun memang berat, tidak semudah mengucapkannya. Namun
kita harus berusaha, bagaimana
caranya? Nabi bersabda:
أَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dilakukan
terus menerus, kontinu, berkelanjutan walaupun itu sedikit” (HR.Muslim no 1305)
Jaga istiqomah itu dengan
tetap beramal walaupun hanya sedikit, tapi jangan sampai ditinggalkan.
Jamaah Yg dimuliakan Allah
SWT...
Mudah-mudahan Ramadhan tahun
ini bukanlah Ramadhan terakhir bagi kita, tapi kalaupun ternyata ini yg
terakhir, insyaallah kita takkan menyesal karena sudah diisi dengan banyak amal
soleh.
Mudah2an Allah terima segala
amal kita itu, Allah ampuni dosa-dosa kita dan kita termasuk orang yang
bertaqwa, Allah tutup usia kita dalam keadaan Husnul Khatimah.. Amiin Ya
Rabbal’alamiin..
DOWNLOAD PDF : TANDA DITERIMANYA AMAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar