Kaum muslimin jamaah Jumat Rahimakumulloh…
Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ
تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati
kecuali dalam keadaan muslim. (AImran 102)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar.
(Al-Ahzab : 70)
Ayat ini adalah dua dari banyak ayat dalam Alqur’an yang Allah tujukan
khusus untuk orang beriman, dengan diawali kalimat يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا
Pernahkah kita berpikir apakah kita ini termasuk kedalam golongan orang
beriman itu?
Mungkin selama ini kebanyakan kita merasa sudah menjadi orang yang
beriman atau menganggap diri kita sudah beriman. Namun benarkah kita sudah
termasuk orang yang beriman? Atau jangan-jangan kita hanya mengaku-ngaku sebagai
orang yang beriman.
Maka dalam Alqur’an surat Al-Anfal ayat 2 & 3, Allah SWT menjelaskan
tentang tanda orang beriman itu:
Yang pertama kata Allah:
اِنَّمَا
الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ
“Orang beriman itu adalah
mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya”. karena takutnya kepada Allah.
Ketika diingatkankan “ini adalah hal yang dilarang Allah pak, tak boleh
kita lakukan” ini yang Allah perintahkan, itu yang Allah larang”. Maka ketika dia mendengar nama Allah
disebutkan hatinya bergetar takut.
Seketika berhenti dia dari perbuatan dosa itu, karena dia sadar, dia tahu
kalau Allah berkehendak, Allah hanya mengatakan Kun maka terjadilah. Allah lah
yang menerbitkan matahari di timur dan menenggelamkannya di barat. Allah yang
menciptakan alam semesta dan isinya kemudian mengaturnya. Tapi seringkali kita
diingatkan Allah, Allah, bukannya hati kita bergetar tapi malah meremehkan. Sama
sekali tidak menghiraukannya.
Maka tanda orang beriman yang pertama adalah, ketika disebut nama Allah
hatinya bergetar karena takutnya.
Selanjutnya Yang kedua,
وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا
“Jika dibacakan Ayat-ayat
Allah, bertambah kuat imannya”.
Selama ini setelah pulang jumatan sudahkah iman kita bertambah? Apakah kita
jadi tambah takut dan cemas? Apakah kita jadi meninggalkan yang haram dan
mengamalkan perintah Allah? Ataukah kita tetap sama saja, 10 tahun, 20 tahun,
bahkan 40 tahun setiap Jumat mendengarkan khutbah. Berapa banyak ayat-ayat
Allah yang dibacakan khotib, berapa banyak peringatan-peringatan Allah yang
kita dengar, tapi tidak satupun yang menambah keimanan kepada Allah. Tapi
memang kata Allah ada sebagian orang itu:
لَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ
Mereka punya telinga, kalau diperiksakan ke dokter normal telinganya,
tapi tak bermanfaat untuknya karena tak bisa menambah imannya ketika ayat-ayat
Allah diperdengarkan di telinganya.
Padahal Allah turunkan Alqur’an itu bukan untuk dipajang di dinding
hiasan kaligrafi, Allah turunkan Alqur’an bukan untuk hiasan di lemari kaca yang
diletakkan di ruang tamu pertanda kita muslim. Tapi Allah turunkan Alqur’an itu
untuk dibaca, untuk didengar dan di amalkan.
Maka ciri orang beriman yang kedua adalah ketika dibacakan ayat-ayat
Allah, disampaikan peringatan-peringatan Allah, perintah-perintah dan larangan
Allah, bertambah keimanannya.
Selanjutnya Yang Ketiga,
وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Orang
beriman itu hanya kepada Allah lah mereka bertawakkal.
Hanya kepada Allah lah dia bergantung.
Dia tidak bergantung kepada bisnisnya, tidak bergantung kepada bosnya,
tidak bergantung pada simpanan uangnya, tidak bergantung kepada jabatannya,
tidak bergantung kepada sanak familinya.
Karena dia tau semuanya hanyalah fana, semu. Kalau Allah mau ambil
seketika bisa habis semuanya. Maka dia hanya bergantung dan bertawakkal kepada
Allah Azza Wajalla zat yang maha kekal.
Tapi Hari ini banyak kita lihat orang-orang yang semata-mata menggantungkan
dirinya, menggantungkan nasibnya kepada makhluk bukan kepada Allah, dia
bergantung kepada usahanya, bergantung kepada tempat kerjanya, maka ketika
ramai orang di PHK, banyak yang stres. Ketika usaha sepi harus tutup. Banyak yang
depresi. Karena tempat bergantungnya patah hilang.
Maka orang yang beriman tak akan mudah putus asa hilang harapannya. Karena dia bertawakkal, bergantung hanya kepada Allah SWT.
Yang keempat,
الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ
Mereka adalah orang-orang yang
mendirikan sholat.
Bukan hanya sholat wajibnya tapi juga sholat sunnat. Bukan cuma ketika hari Jumat datang ke masjidnya, tapi juga 5 waktunya.
Namun sebagian kita ketika Allah panggil “Hayya ‘ala sholah”
Masih sibuk dengan pekerjaannya, masih sibuk dengan tokonya. Dipanggil
Allah untuk datang ke rumahnya, tapi pura-pura tak mendengar. Masih terus
dengan kesibukannya.
Terkadang kita ini memang aneh, kita lebih takut kepada manusia dari pada
kepada Allah. Kita lebih takut kpd bos, lebih takut kepada atasan, dari pada
takut kepada Allah. kalau atasan yang kasih perintah langsung kita jawab siap
bos, siap laksankan. Tapi kalau Allah, nantilah, tunggulah, tanggung.
Padahal siapa yang memberimu rezki? Siapa yang memberimu hidup? Siapa yang memberimu sehat? Bukan hanya dirimu, anakmu, istrimu, keluargamu, semuanya Allah yang memberikan.
Sebagian orang banyak berpikiran nantilah kalau agak lapang baru ke masjid, nantilah kalau sudah tua baru ke masjid, kalau sudah pensiun baru ke masjid, kalau sudah sakit-sakitan baru mau ke masjid.
Saudaraku, ke masjid itu sampai tua, bukan sudah tua baru ke masjid, ke masjid itu sampai mati, bukan sudah mati baru sampai ke masjid. Maka orang beriman itu
الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ Mereka yang mendirikan sholat,
dengan berjamaah.
وَمِمَّا
رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ
Mereka berinfak dengan rezki
yang telah Allah berikan
Ketahuilah ketika kita keluarkan uang itu, kita masukkan ke kotak infaq,
itu adalah dari Allah. Bukan semata dari hasil kerja kita, bukan dari keringat
kita, bukan dari capek dan lelah kita.
Karena betapa banyak orang yang lebih capek dari kita lebih berkeringat
dari kita, tapi rezkinya lebih sedikit dari kita.
Kalau rezki itu murni dari hasil kerja kita, tergantung keringat kita,
maka kuli bangunanlah yang lebih cepat kaya, pemulung yang mengumpulkan sampah
yang akan lebih banyak rezkinya. Mereka lebih berkeringat, lebih capek dari
kita.
Tapi tidak. Karena Allah lah yang memberikan rezki, rezki itu karena
kasih sayang Allah.
Lalu kenapa ada yang kaya ada yang miskin?
وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Allah berikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.
Yang beriman Allah kasih rezki, yang tak beriman juga Allah kasih, yang
taat Allah beri rezki, yang maksiat juga Allah beri. Karena dunia ini tak ada
artinya bagi Allah, tak lebih dari sebelah sayap nyamuk.
MAKA MENGEJAR REZKI JANGAN MENGEJAR JUMLAHNYA, TAPI BAROKAHNYA
Dan orang yang beriman itu ketika dia diberi rezki oleh Allah maka ia
infakkan. Yang wajib dalam bentuk zakat, yang sunnat dalam bentuk sodaqoh.
Ingatlah pesan Nabi SAW:
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي
Anak
cucu adam berkata Hartaku, hartaku
Toko ini hartaku, kaplingan yg disana hartaku, tanah itu hartaku, rekening bank ini punyaku.
وَإِنَّمَا مَالُكَ
Kau katakan itu
hartamu, ini hartamu, namun taukah engkau yang mana yang sesungguhnya hartamu
itu? Yang sebenarnya milikmu itu kata Nabi:
مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ Apa yang kau makan hingga kau
habiskan
أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ Apa yang kau pakai hingga
hancur
أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ Dan Apa yang kau sedekahkan
Itulah hakikat hartamu yang
sebenarnya menjadi milikmu. lalu yang kau simpan, yang kau tumpuk, itu semua
bukanlah milikmu, hanya akan kau tinggalkan, dan akan menjadi milik orang lain.
Tak satupun yang akan kau bawa.
Itulah 5 tanda orang beriman yang Allah sebutkan dalam surat Al-Anfal ayat 2-3. Mudah-mudahan tanda-tanda ini ada pada
diri kita, sehingga kita termasuk orang-orang beriman yg sebenarnya.
Link Download PDF : 5 Tanda Orang Beriman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar