Jumat, 27 Juni 2025

RENUNGAN AWAL TAHUN BARU ISLAM 1447 H

 

Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Hadirin Jama’ah Juma’at yang dimuliakan Allah swt...

Salah satu nikmat terbesar setelah nikmat iman adalah nikmat waktu. Tapi Kesibukan dunia telah melalaikan banyak manusia sehingga tidak sadar bahwa waktu terus berjalan, hari berganti pekan, pekan berganti bulan dan bulanpun berganti tahun. dan hari ini kita telah berada pada hari pertama bulan Muharram tahun baru 1447 H. Begitulah cepatnya waktu berputar.

Namun dlm perputaran waktu ini Pernah kah kita berpikir, Kenapa Alloh swt masih membiarkan kita hidup sampai hari ini? Pernahkah kita merenung, apa tujuan Alloh masih membiarkan kita berjalan di atas muka bumi ini? Sementara banyak orang yg sudah pergi meninggalkan dunia ini. Banyak orang2 yg kita kenal, sahabat sebaya, keluarga handai taulan kita yg sudah pergi meninggalkan dunia ini.

Sementara kita masih ada disini, pernahkah kita berpikir dan bertanya dlm hati? Apa yg diinginkan Alloh dari kita?

Maka jawabannya disebutkan Alloh dalam Alqur’an surat Al Mulk:

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

“Dialah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa yang paling baik amalnya.

 

Jadi Alloh masih menghidupkan kita sampai hari ini, sampai detik ini adalah utk menguji, apakah kita beramal soleh atau tidak. Apakah kita beriman atau tidak.

Allah tak lihat siapa yang paling kaya di antara kita, Allah tak menilai siapa yang paling tinggi jabatannya diantara kita, Allah swt tidak meletakkan kemuliaan siapa yg paling panjang gelarnya di antara kita.

Tapi yg Alloh liat siapa yg paling beriman dan paling baik amalnya.

Oleh karena itu kalau Allah sampaikan usia kita pada hari ini, bulan yang mulia ini, maka kita bersyukur kepada Alloh, kita buktikan kepada Allah dengan amal terbaik yg bisa kita lakukan.

Apa amal terbaik di bulan Muahrram ini? dalam hadits riwayat Imam Muslim Nabi Bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ الله الْمُحَرَّمِ

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.” (HR. Muslim)

 

Maka perbanyak puasa sunnat terutama pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Kalau bisa puasa 3 hari itulah yg paling utama, kalau tak bisa maka puasalah tgl 9 dan 10. Kalau tak bisa juga maka puasalah tgl 10 saja. 1 hari pun tak dapat, maka sungguh termasuk orang2 yg sangat merugi. 

Karena betapa banyak orang2 di alam kubur sana yg sangat ingin kembali kedunia ini untuk beramal soleh, ingin beribadah tapi mereka tak lagi bisa. apa kata mereka?

رَبَّنَآ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا

 اِنَّا مُوْقِنُوْنَ

Ya Tuhan kami, kami telah melihat (hari Kiamat yang kami ingkari) dan mendengar (dari-Mu kebenaran ucapan rasul-rasul-Mu). Maka, kembalikanlah kami , niscaya kami akan beramal saleh. Sesungguhnya kami (sekarang) adalah orang-orang yang yakin. (QS. Sajadah 12)

 

Banyak orang2 yg saat ini di alam kubur sana mereka hanya bisa meyesali segala perbuatannya selama hidup di dunia, mau beramal tapi tak bisa lagi. sementara kita masih diizinkan Alloh berjalan di atas muka bumi ini, masih diberi hidup oleh Alloh, masih diberi kesempatan dan sehat oleh Allah. Maka jangan sia-siakan. Jangan tunggu sampai tiba giliran kita baru kita juga ikut menyesal, 

Jangan tunggu sampai saatnya tak bisa lagi beramal baru kita ingin beramal, ketika sudah sakit baru ingin ke masjid, ketika sudah sekarat baru mau taubat, maka hanya penyesalanlah yg akan ada.

Ketika sampai masanya, dicabut nyawa oleh malaikat, maka ruh pun berpisah dari jasad. Datanglah sahabat, kerabat untuk melayat, lalu bersiap mengantarkan kita masuk ke liang lahat. Maka ketika itu kata Nabi,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ

 “Yg akan mengantarkan mayat sampai ke kubur ada 3”.

Yg pertama adalah أَهْلُهُ Keluarganya. Istri, Anak, menantu, cucu, sanak saudara, teman dan tetangga, semua ikut mengiringi mengantarkan kita.

Kemudian yg kedua yg akan mengantarkan ke kubur yaitu: مَالُهُ hartanya.

فَيَرْجِعُ اثْنَانِ

Tapi yang 2 ini akan kembali pulang. keluarga akan kembali pulang. Secinta cintanya istri kepada suami, suami kepada istri, sesayang2 sayangnya orang tua kepada anak, anak kepada orang tua, tetap tak ada yg akan ikut masuk menemaninya di dlm liang lahat itu. Maka keluarga akan pulang kembali ke rumahnya masing-masing.

Harta pun akan kembali, sebanyak apapun emas nya, saldo rekeningnya, surat tanah, BPKB, pakaian indah dan mahalnya, satupun tak ada yg dibawa, kecuali hanya 3 helai kain putih tak berjahit. Maka semua akan kembali.

وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ

“namun ada Satu yg akan  tetap bersamanya”..

Di dalam sempitnya liang kubur itu, dalam gelapnya liang lahat itu ada satu yang akan tetap menemani. Yaitu عَمَلُهُ Amalnya.

Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad, haditsnya panjang bercerita tentang bagaimana keadaan orang di dalam kubur. Ternyata nanti amal kita itu akan datang dalam sosok seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, harum semerbak, lalu mengatakan, “Bergembiralah engkau, inilah hari yg telah dijanjikan kepadamu, Aku adalah amal2 shalih mu dulu ketika di dunia, aku datang untuk menemanimu sampai hari kiamat tiba”.

Itu kalau orang yg shalih banyak kebaikannya. Tapi bagi orang yang jahat, banyak keburukannya. yang datang itu seorang laki-laki berwajah buruk, berpakaian jelek, berbau busuk dan menjijikkan. Dia pun akan berkata “Celakalah engkau, inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu, akulah amal2 buruk, dosa2 dan maksiat mu dulu ketika di dunia, aku datang untuk menemanimu sampai kiamat tiba”.

Maka ketika itu orang akan berharap bisa pulang lagi kedunia untuk beramal. Allah sebutkan dalam surat Mukminun ayat 99-100

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ

hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)

لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ

Agar aku dapat mengerjakan amal2 saleh yang dulu aku tinggalkan

Disitulah manusia itu baru tersadar, bahwa ternyata apa yg dia cari, apa yg dia kumpulkan mati-matian selama ini ternyata hanya akan tinggal, sementara amal soleh yg dia tinggalkan selama ini itulah yg akan menemani.

Maka Jangan sampai karena alasan mencari nafkah, mengumpulkan harta, sholat sampai tinggal, jangan sampai karena anak istri, ibadah dilalaikan. Selagi masih bisa beramal, beramallah sebanyak2nya. Selagi masih sehat bisa puasa sunnat, puasalah sebanyak2nya. Selagi masih bisa sholat berjama’ah ke masjid, maka datanglah. Selagi masih mampu sholat sunnat qobliyah ba’diyah, tahajjud dan dhuha, maka kerjakanlah. Selagi masih bisa melihat huruf Alqur’an maka bacalah.

Selagi masih bisa membantu orang lain, masih bisa bersedekah, sedekahlah. Jangan lagi kita tunda-tunda. Dunia ini kalau kita perturutkan tak akan pernah ada habisnya, tak akan pernah ada cukupnya. Maka beramal itu harus kita paksa2kan, harus kita sempat2kan,

 Jama’ah Jum’at yg dimuliakan Allah...

Di hari dan bulan yang mulia ini, mari kita gunakan sejenak untuk merenung, Waqfah Ma‘annafsih” (sejenak bersama jiwa).   Tafakkaru Sa’ah” (berpikir sejenak), berpikir menggunakan akal yang diberikan Allah swt, berpikir tentang nikmat2 Allah, berpikir tentang dosa2 yang telah dilakukan, berpikir tentang tujuan hidup, berpikir bagaimana kita akan melewati sakitnya sakratul maut, berpikir bagaimanakah nasib kita nanti di alam kubur, berpikir bagaimana kita akan selamat di padang mahsyar dan berpikir dimanakah tempat terakhir kita akan tinggal.

 

Ingat..!!! ketika Tahun berganti usia kita bertambah, tapi jatah umur makin berkurang. Maka semakin dekat pula kepada ajal.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, tak dapat ditunda  sesaat pun dan tak dapat (pula) dimajukan walau sesaatpun. (QS. Al-A’raf 34)

 Maka ingatlah pesan dari Sayyidina Umar ibn Khottob ra.

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا

“Hisablah dirimu sebelum kamu di hisab”

Hitung2 amalmu, timbang2 dosamu, ingat2 perbuatanmu, apakah selama ini lebih banyak berbuat dosa atau ibadah? Apakah lebih banyak taat atau maksiat? Apakah lebih banyak bermanfaat atau berbuat jahat? Hisablah dirimu sebelum Alloh yang menghisabnya.

Jadikan momen pergantian tahun ini sebagai momen untuk memperbaiki diri. Tahun Baru Hijriyah berarti juga semangat baru, harapan baru.

Mudah2an tahun 1447H ini akan lebih baik dari tahun yg lalu. Lebih baik amalnya, lebih baik ibadahnya lebih baik rezekinya dan kita selamat dari ujian hidup yg Alloh berikan.

Amin ya Robbal’alamiin...

LINK DOWNLOAD PDF : Renungan Tahun Baru Islam 1447 H

Jumat, 20 Juni 2025

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA

 


Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Jamaah jum’at Rohimakumulloh...

Sekarang ini kita hidup di era Globalisasi, zamannya teknologi, semuanya serba canggih, apapun informasi bisa dicari. Semuanya ada di ujung jari. Apa yg terjadi saat ini di benua Eropa sana, atau dibelahan bumi mana saja, kita yg ada di sini bisa langsung tahu.

Kecanggihan teknologi informasi yang luar biasa ini di satu sisi bisa mendatangkan kebaikan, tapi di sisi lain juga bisa mendatangkan keburukan. Terutama bagi anak cucu generasi kita yang akan datang. Bayangkan semua informasi yg tak terbatas itu bisa sampai ke telinganya, dilihat oleh matanya, dibacanya, lalu masuk ke dalam otaknya.

Kalau informasi yg sampai itu yg positif, yg baik, Alhamdulillah. Kalau yg ia baca berita2 islam. Yg ia lihat ceramah2 agama, yg ia follow akun2 islam, tokoh2 agama, dipakai untuk belajar, atau hal2 positif lainnya utk perkembangan bakatnya.

Tapi kalau ternyata yg sampai kepada anak2 kita itu lebih banyak yg negatifnya, lebih banyak yg buruknya saja, maka itu pun akan masuk ke otaknya, akan mempengaruhi pikiran dan tingkah lakunya.

Bagaimana kalau yg ia baca itu adalah tulisan2, ceramah, pemikiran orang2 sekuler, yang memisahkan agama dg kehidupan dunia, beragama itu hanya ketika dalam masjid saja, agama hanya ritual, ketika beribadah dalam masjid menutup aurat, jadi orang baik. Begitu keluar masjid buka aurat lagi, pulang haji umroh masuk ke kantor korupsi lagi.

Bagaimana kalau yg jadi idola anak-anak kita itu tokoh liberal, yg menyatakan bahwa ternyata semua agama ini sama, semuanya benar, boleh beribadah bersama-sama dalam suatu tempat. Dengan dalih TOLERANSI.

Atau Bagaimana kalau yg ia dengarkan adalah ajaran2 sesat, sholat tak perlu lagi, puasa tak perlu, kalau sudah berbaiat kpd guru. Laki-laki perempuan saling melihat aurat dan bersentuhan tidak apa-apa kalau sudah satu majelis, satu pengajian, satu guru. Aliran sesat.

Bagaimana pula kalau ternyata yg ia lihat itu adalah konten2 porno yg akan merusak mental dan otaknya, bagaimana kalau ternyata dia ikut Judi Online yg banyak menyamar sbg game.

Kalau zaman dulu orang main judi di semak2, di sudut2 kampung, di tempat sepi. Malu dia kalau dilihat orang, masih bisa kita tegur, masih bisa dibubarkan polisi atau ditangkap.

Tapi hari ini, di zaman ini, orang main judi di dalam kamarnya masing2, di rumahnya masing2. Bebas Tanpa takut diketahui orang lain, tanpa rasa malu kepada orang lain. Bahkan bukan hanya anak2 muda, bapak2 sampai ibu2 dan nenek2 pun di zaman ini ikut juga main judi. Nauzubillah...

Belum lagi bagaimana maraknya pergaulan bebas di kalangan generasi muda, maraknya Narkoba yg akan merusak masa depan mereka.

Begitulah luar biasanya keadaan hari ini yg harus kita hadapi, dan itu masih ketika di zaman kita hidup, lalu bagaimana kira2 nanti di zaman anak cucu kita. Bagaimana 10 tahun, 20 atau 30 tahun yg akan datang. Bagaimana lagi kira2 tantangan yg akan dihadapi oleh anak2 cucu kita nanti.

 

Maka tak ada lain yg bisa menyelamatkan mereka, yg akan menuntun mereka dalam menjalani kehidupan di masa yg akan datang, kecuali dg bekal iman yg kuat dan ilmu agama yg cukup.

Kalau bukan kita selaku orang tua yg memikirkan ini lalu siapa lagi, itulah sebabnya Alloh berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارً

“Wahai orang beriman jagalah dirimu, dan keluargamu dari api neraka”

Tugas orang tua, terutama kepala keluarga bukan hanya mencukupkan nafkah keluarganya, tapi yg lebih besar lagi adalah menjaga iman mereka, supaya selamat dari neraka.

Karena anak, istri, keluarga itu adalah amanah.  

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya”

Seorang suami, kepala keluarga. Akan ditanya tentang istri dan anak-anaknya.

 

Jamaah jum’at Rohimakumulloh...

Maka salah satu cara terbaik untuk menyelamatkan anak-anak kita di tengah zaman yg edan ini adalah dengan membekali mereka pendidikan agama sejak dini, masukkan mereka ke sekolah2 agama,

Mulai dari TK nya TK islam, SD islam, kalaupun SD Negri tak apa2 , tapi tambahkan lagi dg MDA siangnya, antarkan ke guru ngaji malamnya. Karena di usia itu lah mulai dibangun pondasi agamanya. Tamat SD yg paling bagus lanjutkan  ke Pondok Pesantren, pelajaran agamanya lebih banyak, dia akan fokus belajar karena tinggal di asrama, tak bisa dia main HP, selamat dari pergaulan bebas. Tapi pesantren rata-rata mahal biayanya. Kalau masih bisa dipaksa-paksakan, kalau masih bisa dicukup2kan, kalaupun kita selaku orang tua harus menahan2 selera, mengurang2i hobi, menekan pengeluaran, demi bisa memasukkan anak ke pondok pesantren, maka lakukanlah. Demi keselamatan masa depan anak kita. Anggaplah itu semua sebagai INVESTASI Akhirat kita, jangan anggap itu sbg beban. Tapi itu adalah tabungan akhirat, tabungan pahala.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Kalau manusia mati, maka putuslah amalnya, kecuali tiga: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim no. 1631).

Salah satu dari amal yang tak terputus itu adalah anak yang soleh.

Ketika jasad terbujur kaku tak bernyawa, di saat badan hanyalah sebujur bangkai tak berharga, di saat tiada siapapun yang bisa menolong, maka yang bisa diharapkan adalah anak yang kita tinggalkan.   

Kalau dulu dia kita didik dengan pendidikan yang baik, kita bekali dengan agama yang baik, maka dia yang akan memandikan kita, dia akan ikut menyolatkan, bahkan menjadi imamnya, dia yang akan meletakkan kita dalam liang lahat, dia yg akan membacakan yasin, tahtim, dan tahlil. Di setiap sholatnya dia akan selalu berdo’a,

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Maka mengalirlah pahala seperti air yang sejuk membasahi tenggorokan yang kering.   

Setiap kali dia membaca Alqur’an, berzikir, sholat sunnat, bersedekah, dan setiap kali dia berbuat amal soleh, maka semua pahala itu otomatis juga akan mengalir kepada kedua orang tuanya, meskipun tanpa dia niatkan akan mengalirlah itu sebagai pahala di alam barzah sementara kiamat tiba.

Begitulah kalau yg kita tinggalkan anak yg soleh. 

Dari mana datangnya anak yg soleh? Pendidikan agama.

Maka kalau masih bisa disakit2an demi anak bisa masuk pondok pesantren, lakukanlah.

Tapi kalaupun memang tak sanggup, memang sulit tak mungkin, maka masukkanlah dia ke Madrasah. Madrasah Tsanawiyah, Aliyah. Karena Pelajaran agamanya lebih banyak dari sekolah umum. Ada belajar Fiqih, bahasa arab, akidah akhlaq, sejarah islam. Alqur’an Hadits.  

Kita tidak sedang merendahkan sekolah umum, tapi kenyataannya hari ini, pelajaran agama di sekolah umum itu hanya 3 jam dalam sepekan. Disitulah mau dipelajari semuanya. Berapalah yg dapat anak-anak itu.

Lalu mungkin ada pula yg akan berkomentar, anak-anak yg sekolah agama itu nakal-nakal juga tingkah lakunya. Ya kalau masalah nakal semua sekolah pasti ada, bahkan Ponpes pun ada. Jangan itu yg kita ambil contoh, lihatlah yg baiknya, pasti lebih banyak yg baiknya. Lagipun kalau mau dibalik logika berpikir seperti itu, maka sedangkan yg sudah sekolah agama saja tetap juga bisa nakal, apalagi kalau sekolah umum.

 

Jamaah jum’at Rohimakumulloh...

Maka selamatkan anak kita dengan pendidikan agama.

Namun tentu saja tak cukup hanya dengan pendidikan. Harus kita pahami, bahwa Kita selaku orang tua, pemimpin dalam keluarga, Kita adalah contoh pertama yg menjadi panutan bagi anak2 kita. Maka kalau kita mau anak kita baik, kita harus juga baik. Kalau kita mau anak kita soleh, kita pun harus jadi orang tua yg soleh. Kita mau anak kita sopan santun berakhlak mulia. Maka kita pun harus punya akhlak yg mulia.

Bagaimanapun hebatnya pendidikan agamanya di sekolah, tapi kalau yg dia lihat setiap hari di rumah itu contoh yg tidak baik, maka akan sulit juga dia bisa menjadi baik.

 

Mudah2n Alloh swt senantiasa pelihara iman kita, perbaiki pemahaman agama kita, dan menolong kita dalam membesarkan dan mendidik anak-anak kita. Sehingga mereka menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa.

Amin Ya Rabbal alamiin...

LINK DOWNLOAD PDF : Pentingnya Pendidikan Agama

Link Youtube


RENUNGAN AWAL TAHUN BARU ISLAM 1447 H