Minggu, 20 April 2025

3 Cara Menjaga Istiqomah



Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Hari Ini adalah Jum’at ketiga kita di bulan Syawal 1446 H atau hari ke 19 di bulan Syawwal. Maka PR terbesar kita, tugas paling berat setelah Ramadhan selesai adalah menjaga ISTIQOMAH dalam beramal. 

Kita lihat Ketika Ramadhan kemaren masjid dan musholla2 ramai sholat berjama’ahnya. Subuh dan Isya yg biasanya jamaahnya paling sedikit, tapi ketika Ramdhan ramai luar biasa. Namun selesai Ramadhan, masuk bulan Syawwal, setelah merayakan hari kemenangan, bergembira, bersuka cita, lalu apa yg terjadi, masjid dan mushollah kembali sepi, yg terlihat hadir sholat berjama’ah, orangnya  itu2 saja, tetap hanya pemain inti. tak ada bertambah jama’ahnya, bahkan yg paling menyedihkan, justru semakin hari semakin berkurang, karena kalau ada salah satu jamaah yg meninggal, berkuranglah satu jama’ahnya.

Ketika Ramadhan bisa kita puasa 30 hari lamanya, tapi 6 hari di bulan Syawwal sungguh berat rasanya. Atau senin kamis di bulan biasa  juga terasa sulit sekali. Di bulan Ramadhan ringan kita sholat malam, sholat tarawih dan witir 11 Raka’at ada pula yg 23 rakaat, ditambah lagi Tahajud sebelum sahur. Tapi selesai Ramadhan, 2 rakaat Tahajjud saja sulit. Atau 3 rakaat witir sebelum tidur saja terasa berat untuk kita kerjakan. Baca qur’an juga demikian, ketika Ramadhan sanggup 1 juz 1 hari, atau bahkan ada yg 2 juz sehari. Tapi selesai Ramadhan, 1 juz 1 bulan pun tak sempat lagi.  

Maka menjaga istiqomah setelah Ramadhan sangatlah berat, meskipun berat tapi harus bisa kita lakukan, karena diantara tanda diterimanya amal-amal kita selama Ramadhan kemaren adalah bisa menjaga istiqomah. Para ulama sepakat, diantaranya seorang ulama besar Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali,  dalam kitab “Lathiiful-Ma’ārif”  berkata:

فَإِنَّ اللهَ إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ

“Sesungguhnya, jika Allah menerima amal seorang hamba, (maka) dia diberi taufiq untuk (melakukan) amal shalih setelahnya.”

Maka diantara tanda Amal Allah terima adalah tetap bersemangat mengerjakan amal itu sepanjang hidupnya. Kenapa? Karena dia merasa amalnya itu baru sedikit. Dan juga karena dia merasa nikmat melakukannya, sehingga dia tetap beramal.

Kalau kita mau buat perumpamaan seperti orang yang menikmati makanan. Ketika dia merasa makanan itu nikmat, maka tak cukup baginya jatah yg pertama, dia akan meminta tambah lagi, habis tambah yg pertama minta tambah lagi yg kedua. Maka Ibadah pun begitu.

Dia merasa amalnya ketika Ramadhan ini masih belum cukup maka dia mau tambah lagi selesai Ramadhan.

Tapi bagi orang yang amalnya ditolak, dia seperti orang yg tidak menikmati makanan, jangankan mau tambah, jatahnya yg pertama saja susah menghabiskannya.

Jangankan menambah puasa lagi di bulan Syawal, jatah yg 30 hari itu saja tidak selesai olehnya. Belum lagi habis Ramadhan dia sudah tak puasa, belum lagi habis Ramadhan, dia sudah hilang tak nampak lagi ke masjid, Karena dia tidak menikmatinya. Jangankan menikmati, justru dia merasa tersiksa selama Ramadhan itu. Begitu selesai Ramadhan senangnya luar biasa.

Maka apa tanda amal Allah terima? Tetap semangat untuk beramal setelahnya.

Ketika Ramadhan kemaren senang datang ke masjid berjamaah 5 waktu, selesai Ramadhan kalau tetap rajin berjamaah, walaupun mungkin tidak full 5 waktu, hanya dapat Magrib, isya dan subuh. Insyaallah Tandanya amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren rajin baca qur’an, bahkan sampai khatam 2-3x. Kalau Setelah Ramadhan ini masih tetap baca qur’an walaupun tidak sebanyak ketika Ramadhan, hanya 1 lembar sehari, tapi rutin. Insyaallah tanda amal diterima Allah SWT.        

Ketika Ramadhan rajin sedekah. Selesai Ramadhan kalau tetap mau sedekah, tanda amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren suka mendengar ceramah, bahkan sampai 2 kali sehari, subuh dan malam sebelum tarwih. Maka kalau selesai Ramadhan ini masih mau mendengarkan ceramah, masih mau hadir di majelis ilmu, walaupun hanya sekali sepekan, insyaallah tanda amal Allah terima.

Maka pentingnya menjaga istiqomah. Tetaplah semangat dalam beramal,

Meskipun memang berat, tidak semudah mengucapkannya. Namun kita harus berusaha, bagaimana caranya?  Nabi bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dilakukan terus menerus, kontinu, berkelanjutan walaupun itu sedikit”  (HR.Muslim no 1305)

Maka yg pertama adalah, Jaga istiqomah itu dengan tetap beramal walaupun hanya sedikit, jangan sampai ditinggalkan. Tetaplah bangun malam tahajjud walau hanya 2 rakaat, tetaplah witir walau hanya 1 rakaat, tetaplah baca qur’an walau hanya 1 halaman, tetaplah sedekah walau hanya berapa sanggup kita, tetaplah berbuat baik dengan apa yg bisa kita perbuat, walau hanya dengan hal yg paling kecil sekalipun. Jangan tinggalkan.

Lalu Cara kedua menjaga istiqomah adalah dengan berjama’ah.

فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ

Hendaklah kalian berjamaah, karena serigala hanya memangsa kambing yang sendirian (HR. An-Nasa’i 838)

Berjamaah di dalam masjid ketika sholat, berjamaah pula diluar masjid, berkawan dg orang2 baik, bersahabat dg orang yang akan membawa kita pada kebaikan, yang akan mengingatkan ketika kita lupa, meluruskan ketika kita salah, menguatkan ketika kita lemah.

 

Hidup ini tak bisa sendiri, ibadahpun lebih sulit dan berat kalau sendiri, setan akan lebih mudah melalaikan kita ketika sendiri, maka kalau ada majelis2 ilmu ikut, ada perkumpulan2 yang mengarah pada kebaikan gabung. Hendaklah berjamaah, karena masuk surga itupun kita tidak sendiri2, tapi secara berjamaah.

وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗ

Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا

Ketika  mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka

 سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ

“Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!” (QS. Az-Zumar 73) 

Insyaallah Mudah-mudahan kita akan sampai kesana, masuk ke surga itu bersama dengan para sahabat, kawan, keluarga, dan orang2 yang kita cintai yang bersama kita ketika di dunia ini. Bersama di dunia juga bersama di surga. 

Selanjutnya yg ketiga, cara menjaga Istiqomah.

Dengan selalu berdo’a kepada Allah SWT minta pertolongan kepada Allah, Minta kepada Allah agar menguatkan hati kita.

“Ya Muqollibal qulub, Tsabbit qolbi ‘ala dinik, wa’ala tho’atik”

Wahai engkau yg maha membolak balikkan hati, kokohkanlah hatiku dalam agamamu, dan dalam ketaatan kepadamu”

Karena sejatinya kita tidak akan mampu untuk istiqomah kecuali dengan pertolongan Allah. sebagaimana kita nyatakan dalam setiap sholat:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

(Hanya kepadamu kami beribadah, dan hanya kepadamu kami minta pertolongan)

Karena sesungguhnya kita takkan mampu datang ke masjid ini kecuali Allah yg menggerakkan hati kita. Yg memberikan taufik dan hidayah kepada kita. 

Mudah-mudahan Allah terima segala amal kita, dan kita termasuk hamba-hamba yg Allah berikan taufik dan hidayah untuk bisa tetap Istiqomah dalam iman dan dalam beramal soleh..

Amin Ya Rabbal’alamin...

LINK DOWNLOAD PDF : 3 Cara Menjaga Istiqomah

Link Video Youtube

Jumat, 04 April 2025

TANDA DITERIMANYA AMAL



Oleh : Azirwan Mustaqim, ST

Hari Ini adalah Jum’at pertama kita di bulan Syawal 1446 H. 5 hari sudah bulan Ramadhan pergi meninggalkan kita. Apakah dia akan datang lagi? Ya dia akan datang lagi tahun depan. Tapi apakah kita masih akan berjumpa dengannya? Wallahu a’lam.. tak ada yg tahu, dan tak ada yg bisa menjamin.

Siapa yang mengisi hari-harinya dalam bulan Ramadhan dengan ibadah dan amal soleh, maka beruntunglah dia. Siapa yang menjalaninya dengan sia-sia maka merugilah dia. Bahkan tak hanya rugi, tapi dia termasuk orang yg celaka. Dido’akan oleh malaikat Jibril, diaminkan oleh Nabi Muhammad :

بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يَغْفَرْ لَهُ

Celakalah orang yang berjumpa dengan Ramadhan tapi tidak mendapatkan ampunan Allah. (HR. Al-Hakim & Baihaqi)

Sampai umurnya ke bulan Ramadhan, berjumpa dia dengan Ramadhan, hidup dalam bulan Ramadhan, dalam keadaan sehat pula. Tapi setelah Ramadhan itu pergi, dia tidak termasuk orang yang mendapatkan ampunan Allah, karena tak diisi dengan ibadah, maka celakalah dia. Celaka artinya jauh dari rahmat Allah, kalau sudah jauh dari Rahmat Allah tentu takkan selamat dunia dan akhirat.

Jama’ah Jum’at yg dimuliakan Allah...

Mungkin diantara kita banyak pula yg sudah beramal sampai hari ini, puasa Ramadhan selesai 30 hari, sholat tarwih dan witirnya 30 malam, juga ditambah lagi dengan tahajjudnya, isyroq dan dhuha, berjamaah 5 waktunya, sedekah dan baca qur’annya, mungkin ada kemaren yg 2 kali khatam. Mungkin banyak pula yang sudah mulai melaksanakan  puasa 6 di bulan Syawal.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ

 كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia sseperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

 

Banyak sudah mungkin amal kita, tapi sampai hari ini pula kita belum pernah mendapatkan pemberitahuan apakah semua amal-amal kita itu Allah terima atau tidak. Kita tidak pernah mendapatkan pemberitahuan seperti halnya ketika kita isi ulang pulsa, atau seperti kita transfer/ setor uang. Maka kita tidak tahu apakah amal-amal kita itu Allah terima atau Allah tolak.

Lalu kapan kita tahu amal kita Allah terima atau Allah tolak?

Yaitu nanti ketika sudah innalillahi wa inna ilaihi rajiun, saat kita sudah berada dalam kubur. Disitulah kita akan tahu apakah amal kita Allah terima atau Allah tolak. Nabi bersabda:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

"Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya." (HR. Bukhari 6033)

Jadi yang tinggal menemani adalah amalnya, amal baik maupun amal buruk.

Ketika sudah di dalam kubur itu kita akan melihat amal kita. Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat al-Barro bin ‘Azib Radhiyallahu hadits nya panjang bercerita tentang bagaimana keadaan orang dalam kubur.

Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, harum semerbak, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka karena kita tak kenal dengan dia, kitapun bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amal shalih mu yang diterima oleh Allah, aku datang untuk menemanimu sampai hari kiamat tiba”.

Kalau itu yang nanti kita alami berarti sah amal kita Allah terima.

Tapi kalau yang datang itu seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, berbau busuk menjijikkan. Kita pun bertanya, siapa engkau? “akulah amal buruk, dosa dan maksiat mu, aku datang untuk menemanimu sampai kiamat tiba”.

Kalau ini yang kita alami, maka sah amal kita ditolak Allah. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah...

Maka ketika itu kita berharap bisa pulang lagi kedunia untuk beramal. Allah sebutkan dalam surat Mukminun ayat 99-100

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ

hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)

لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ

agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan

Jama’ah yng dimuliakan Allah....

walaupun Allah tidak kasih tahu kita apakah amal kita Allah terima atau Allah tolak, tapi tandanya ada. Para ulama menjelaskan diantaranya Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab “Lathiiful-Ma’ārif”  berkata:

فَإِنَّ اللهَ إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ

“Sesungguhnya, jika Allah menerima amal seorang hamba, (maka) dia diberi taufiq untuk (melakukan) amal shalih setelahnya.”

 

Maka diantara tanda Amal Allah terima adalah tetap bersemangat mengerjakan amal itu sepanjang hidupnya. Kenapa? Karena dia merasa amalnya itu baru sedikit. Dan dia juga merasa nikmat melakukannya, sehingga dia tetap beramal.

Kalau kita mau buat perumpamaan seperti orang yang menikmati makanan. Ketika dia merasa makanan itu nikmat, maka tak cukup baginya jatah yg pertama, dia akan meminta tambah lagi, habis tambah yg pertama minta tambah lagi yg kedua. Maka Ibadah pun begitu.

Dia merasa amalnya ketika Ramadhan ini masih belum cukup maka dia mau tambah lagi selesai Ramadhan.

Tapi bagi orang yang amalnya ditolak, dia seperti orang yg tidak menikmati makanan, jangankan mau tambah, jatahnya yg pertama saja susah menghabiskannya.

Jangankan menambah selesai Ramadhan, jangankan menambah puasa lagi di bulan Syawal, jatah yg 30 hari itu saja tidak selesai olehnya. Belum lagi habis Ramadhan dia sudah tak puasa, belum lagi habis Ramadhan, dia sudah hilang tak nampak lagi ke masjid, Karena dia tidak menikmatinya. Jangankan menikmati, justru dia merasa tersiksa selama Ramadhan itu. Begitu selesai Ramadhan senangnya luar biasa.

Maka apa tanda amal Allah terima? Tetap semangat untuk beramal setelahnya.

Ketika Ramadhan kemaren senang datang ke masjid berjamaah 5 waktu, selesai Ramadhan kalau tetap rajin berjamaah, walaupun mungkin tidak full 5 waktu, hanya dapat Magrib, isya dan subuh. Insyaallah Tandanya amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren rajin baca qur’an, bahkan sampai khatam 2-3x. Kalau Setelah Ramadhan ini masih tetap baca qur’an walaupun tidak sebanyak ketika Ramadhan, hanya 1 lembar sehari, tapi rutin. Insyaallah tanda amal diterima Allah SWT.        

Ketika Ramadhan rajin sedekah. Selesai Ramadhan tetap mau sedekah, tanda amal Allah terima.

Ketika Ramadhan kemaren suka mendengar ceramah, bahkan sampai 2 kali sehari, subuh dan malam sebelum tarwih. Maka kalau selesai Ramadhan ini masih mau mendengarkan ceramah, masih mau hadir di majelis ilmu, walaupun hanya sekali sepekan, insyaallah tanda amal Allah terima.

Maka kata kuncinya adalah istiqomah. Tetaplah semangat dalam beramal,

Meskipun memang berat, tidak semudah mengucapkannya. Namun kita harus berusaha, bagaimana caranya?  Nabi bersabda:

 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dilakukan terus menerus, kontinu, berkelanjutan walaupun itu sedikit”  (HR.Muslim no 1305)

Jaga istiqomah itu dengan tetap beramal walaupun hanya sedikit, tapi jangan sampai ditinggalkan.

Jamaah Yg dimuliakan Allah SWT...

Mudah-mudahan Ramadhan tahun ini bukanlah Ramadhan terakhir bagi kita, tapi kalaupun ternyata ini yg terakhir, insyaallah kita takkan menyesal karena sudah diisi dengan banyak amal soleh.

Mudah2an Allah terima segala amal kita itu, Allah ampuni dosa-dosa kita dan kita termasuk orang yang bertaqwa, Allah tutup usia kita dalam keadaan Husnul Khatimah.. Amiin Ya Rabbal’alamiin..  

DOWNLOAD PDF : TANDA DITERIMANYA AMAL

 LINK YOUTUBE

 

RENUNGAN AWAL TAHUN BARU ISLAM 1447 H